Sunday, July 21, 2019

Ilmu ekonomi Menurut Prof. Paul. A. Samuelson pakar ekonomi Kata Ekonomi berasal dari sebuah kata dalam bahasa Yunani


Ilmu ekonomi Menurut Prof. Paul. A. Samuelson pakar ekonomi
Kata Ekonomi berasal dari sebuah kata dalam bahasa Yunani “pihak yang mengelola rumah tangga.”
-          Ilmu ekonomi Adalah suatu studi mengenai individuindividu dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan sumberdaya terbatas tetapi dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang & jasa serta mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi, sekarang dan di masa datang, kepada berbagai individu dan golongan masyarakat (Prof. Paul. A. Samuelson)
-          Menurut Sadono Sukirno “Ilmu Ekonomi menganalisa biaya dan keuntungan dan memperbaiki corak penggunaan sumber daya (sumber daya: SDA & SDM)
-          Menurut Mankiw “studi tentang bagaimana masyarakat mengelola sumber daya yang selalu terbatas dan langka”.

Sunday, May 12, 2019

Konsep Dasar Kesehatan Jiwa PENGERTIAN JIWA

Tujuan Instruksional umum
Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar kesehatan jiwa
PENGERTIAN JIWA
Jiwa adalah unsur manusia yang bersifat nonmateri, tetapi fungsi dan manifestasinya sangat
terkait pada materi. Mahasiswa yang pertama kali mempelajari ilmu jiwa dan keperawatan jiwa sering mengalami kesulitan dengan hal yang harus dipelajari, karena jiwa bersifat abstrak dan tidak berwujud benda. Setiap manusia memiliki jiwa, tetapi ketika ditanya, “Mana jiwamu?” hanya sebagian kecil yang dapat menunjukkan tempat jiwanya. Hal ini karena jiwa memang bukan berupa benda, melainkan sebuah sistem perilaku, hasil olah pemikiran, perasaan, persepsi, dan berbagai pengaruh lingkungan sosial. Semua ini merupakan manifestasi sebuah kejiwaan seseorang. Oleh karena itu, untuk mempelajari ilmu jiwa dan keperawatannya, pelajarilah dari manifestasi jiwa terkait pada materi yang dapat diamati berupa perilaku manusia.  
Manifestasi jiwa antara lain tampak pada kesadaran, afek, emosi, psikomotor, proses berpikir, persepsi, dan sifat kepribadian. Kesadaran dalam hal ini lebih bersifat kualitatif, diukur dengan memperhatikan perbedaan stimulus (stressor) dan respons (perilaku yang ditampilkan), serta tidak diukur dengan Glasgow Coma Scale (GCS). Suatu saat kami (K) sedang menjenguk teman (T) yang dirawat di unit psikiatri sebuah rumah sakit di Surabaya.
Ketika kami sampai di pintu ruang perawatan, spontan dia marah dan berteriak keras sembari menuding ke arah kami, seraya berkata seperti pada percakapan berikut.
T: “Jika kamu tidak suka dengan aku, tidak usah ke sini. Buat apa kamu datang jika tidak suka sama aku, pergi kamu, pergiiii...”.
K : kami tertegun, kemudian menjawab “Justru aku ke sini karena aku suka kamu, kami ada perhatian dengan kamu, kami ingin tahu bagaimana kabar dan keadaanmu”.
T : “Tapi kenapa kamu pakai baju merah?” (salah satu di antara kami ada yang memakai baju merah).
K : “Memang kenapa? Ada apa dengan baju merah?”
T : “Merah kan artinya Stop, tidak boleh jalan, dilarang masuk. Berarti kamu tidak suka dengan aku, pergi kamu, pergiii..”.
Dari sepenggal percakapan di atas, kita dapat menganalisis betapa pasien memberikan makna berlebihan terhadap warna merah. Pasien berkonotasi dengan hal lain yang tidak ada kaitannya dengan pakaian warna merah. Kemudian diekspresikan dengan perilaku marah, berteriak, dan menciptakan suasana tidak kondusif. Inilah contoh kesadaran yang terlalu tinggi, yakni hanya dengan sedikit stimulasi (baju merah) dia memberikan makna atau reaksi berlebihan.

Kecerdasan eksistensial (Existence Intelligence) yang diungkapkan oleh Gardner


Kecerdasan eksistensial (Existence Intelligence) yang diungkapkan oleh Gardner
Adalah kemampuan menyangkut kepekaan dan kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia. Anak yang memiliki kecerdasan ini memiliki ciri-ciri yaitu cenderung bersikap mempertanyakan segala sesuatu mengenai keberadaan manusia, arti kehidupan, mengapa manusia mengalami kematian, dan realitas yang dihadapinya. Kecerdasan ini dikembangkan oleh Gardner pada tahun 1999

Kecerdasan Natural (Naturalist Intelligence) yang diungkapkan oleh Gardner


Kecerdasan Natural (Naturalist Intelligence) yang diungkapkan oleh Gardner
Adalah kemampuan untuk dapat mengerti flora dan fauna dengan baik. Anakanak dengan kecerdasan naturalist yang menonjol memiliki ketertarikan yang besar terhadap alam sekitar, termasuk pada binatang, di usia yang sangat dini. Mereka menikmati benda-benda dan cerita yang berkaitan dengan fenomena alam, misalnya terjadinya awan dan hujan, asal usul binatang, pertumbuhan tanaman, dan tata surya.

Kecerdasan Intrapersonal (Intra personal Intelligence) yang diungkapkan oleh Gardner


Kecerdasan Intrapersonal (Intra personal Intelligence) yang diungkapkan oleh Gardner
Adalah kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan  kemampuan untuk bertindak secara adaptatif berdasar pengenalan diri. Anak dengan kecerdasan intra personal yang menonjol memiliki kepekaan perasaan dalam situasi yang tengah berlangsung, memahami diri sendiri, dan mampu mengendalikan diri dalam situasi konflik. Ia juga mengetahui apa yang dapat dilakukan dan apa yang tidak dapat dilakukan dalam lingkungan sosial. Mereka mengetahui kepada siapa harus meminta bantuan saat memerlukan.

Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intelligence) yang diungkapkan oleh Gardner

Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intelligence) yang diungkapkan oleh Gardner
Adalah kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, temperamen orang lain. Anak dengan kecerdasan interpersonal yang menonjol memiliki interaksi yang baik dengan orang lain, pintar menjalin hubungan sosial, serta mampu mengetahui dan menggunakan beragam cara saat berinteraksi. Mereka juga mampu merasakan perasaan, pikiran, tingkah laku dan harapan orang lain, serta mampu bekerja sama denganm orang lain.

Kecerdasan Musikal (Musical Intelligence) yang diungkapkan oleh Gardner

Kecerdasan Musikal (Musical Intelligence) yang diungkapkan oleh Gardner
Adalah kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentu-bentuk musik dan suara. Anak dengan kecerdasan musical yang menonjol mudah mengenali dan mengingat nada-nada. Ia juga dapat mentranformasikan kata-kata menjadi lagu, dan menciptakan berbagai permainan musik. Mereka pintar melantunkan beat lagu dengan baik dan benar. Mereka pandai menggunakan kosakata musical, dan peka terhadap  ritme, ketukan, melodi atau warna suara dalam sebuah komposisi musik.

Kecerdasan Kinestetik-Jasmani (Bodily – Kinesthetic Intelligence) yang diungkapkan oleh Gardner

Kecerdasan Kinestetik-Jasmani (Bodily – Kinesthetic Intelligence) yang diungkapkan oleh Gardner
Adalah kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan seperti ada pada aktor, atlet, penari, pemahat, dan ahli bedah. Anak-anak dengan kecerdasan bodily – kinesthetic di atas rata-rata, senang bergerak dan menyentuh. Mereka memiliki kontrol pada gerakan, keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak. Mereka mengeksplorasi dunia dengan otot-ototnya

Kecerdasan visual spasial (Visual – Spatial Intelligence) yang diungkapkan oleh Gardner

Kecerdasan visual spasial (Visual – Spatial Intelligence) yang diungkapkan oleh Gardner
Adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat, seperti dimiliki para pemburu, arsitek, navigator, dan dekorator.Anak-anak dengan kecerdasan visual – spatial yang tinggi cenderung berpikir secara visual. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ruang dan hubungan antarunsur tersebut. Seorang anak yang memiliki kecerdasan dalam spasial biasanya lebih mengingat wajah ketimbang nama, suka menggambarkan ide-idenya atau membuat sketsa untuk membantunya menyelesaikan masalah, berpikir dalam bentuk gambar-gambar serta mudah melihat berbagai objek dalam benaknya, dia juga senang membangun atau mendirikan sesuatu, senang membongkar pasang, senang membaca atau menggambar peta, senang melihat foto-foto/gambar-gambar serta membicarakannya, senang melihat pola-pola dunia disekelilingnya, senang mencorat-coret, menggambar segala sesuatu dengan sangat detail dan realistis, mengingat hal-hal yang telah dipelajarinya dalam bentuk gambar-gambar, belajar dengan mengamati orang-orang yang sedang mengerjakan banyak hal, senang memecahkan teka-teki visual/gambar serta ilusi optik dan suka membangun model-model atau segala hal dalam 3 dimensi. Anak dengan kecerdasan visual biasanya kaya dengan khayalan sehingga cenderung kreatif dan imajinatif.

Kecerdasan logis matematis (Logical – Mathematical Intelligence) yang diungkapkan oleh Gardner

Kecerdasan logis matematis (Logical – Mathematical Intelligence) yang diungkapkan oleh Gardner,

Adalah kemampuan yang berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika
secara efektif. Anak-anak dengan kecerdasan logical–mathematical yang tinggi memperlihatkan minat yang besar terhadap kegiatan eksplorasi. Kecerdasan ini memiliki ciri-ciri yaitu kepekaan pada pola hubungan logis, pernyataan dan dalil, fungsi logis dan abstraksi lain. Seseorang dengan kecerdasan matematis logis yang tinggi biasanya memiliki ketertarikan terhadap angka-angka, menikmati ilmu pengetahuan, mudah mengerjakan matematika dalam benaknya, suka memecahkan misteri, senang menghitung, suka membuat perkiraan, menerka jumlah (seperti menerka jumlah uang logam dalam sebuah wadah), mudah mengingat angka-angka serta skor-skor, menikmati permainan yang menggunakan strategi seperti catur atau games strategi, memperhatikan antara perbuatan dan akibatnya (yang dikenal dengan sebab-akibat), senang menghabiskan waktu dengan mengerjakan kuis asah otak atau teka-teki logika, senang menemukan cara kerja komputer, senang mengelola informasi kedalam tabel atau grafik dan mereka mampu menggunakan komputer lebih dari sekedar bermain games.

Gardner Teori Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences) Kecerdasan Verbal (Linguistic Intelligence)


Ada beberapa macam kecerdasan yang diungkapkan oleh Gardner, yaitu:
Kecerdasan Verbal (Linguistic Intelligence) Adalah kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata-kata secara efektif baik secara lisan maupun tertulis. Ciri-ciri anak dengan kecerdasan linguistic yang menonjol biasanya senang membaca, pandai bercerita, senang menulis cerita atau puisi, senang belajar bahasa asing, mempunyai perbendaharaan kata yang baik, pandai mengeja, suka menulis surat atau email, senang membicarakan ide-ide dengan teman-temannya, memiliki kemampuan kuat dalam mengingat nama atau fakta, menikmati permainan kata (utak-atik kata, kata-kata tersembunyi, scrabble atau teka-teki silang, bolak balik kata, plesetan atau pantun) dan senang membaca tentang ide-ide yang menarik minatnya. Kecerdasan ini menuntut kemampuan anak untuk menyimpan berbagai informasi yang berarti berkaitan dengan proses berpikirnya. Kegiatan yang cocok bagi orang yang memiliki intelegensilinguistik antara lain; pencipta puisi, editor, jurnalis, dramawan, sastrawan, pemain sandiwara, dan orator.

Tinjauan Umum Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)

Tinjauan Umum Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)
Multiple Intelligences yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai kecerdasan majemuk atau kecerdasan ganda. Tokoh pencetus teori kecerdasan ganda adalah Howard Gardner dari Havard University, Amerika Serikat. Howard Gardner adalah seorang psikolog beraliran humanistic guru besar pendidikan pada Graduate School of Education. Tahun 1983 ia menulis buku berjudul Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences Teorinya tentang MI dipublikasikan pada tahun 1993. Gardner mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacammacam dan dalam situasi yang nyata. Teori Multiple Intelligences bertujuan untuk mentransformasikan sekolah agar kelak sekolah dapat mengakomodasi setiap siswa dengan berbagai macam pola pikirnya yang unik.

Teori Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences) Tinjauan Umum Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)


Teori Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)
Tinjauan Umum Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)
Multiple Intelligences yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai kecerdasan majemuk atau kecerdasan ganda. Tokoh pencetus teori kecerdasan ganda adalah Howard Gardner dari Havard University, Amerika Serikat. Howard Gardner adalah seorang psikolog beraliran humanistic guru besar pendidikan pada Graduate School of Education. Tahun 1983 ia menulis buku berjudul Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences Teorinya tentang MI dipublikasikan pada tahun 1993. Gardner mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacammacam dan dalam situasi yang nyata. Teori Multiple Intelligences bertujuan untuk mentransformasikan sekolah agar kelak sekolah dapat mengakomodasi setiap siswa dengan berbagai macam pola pikirnya yang unik. Ada beberapa macam kecerdasan yang diungkapkan oleh Gardner, yaitu:

1. Kecerdasan Verbal (Linguistic Intelligence) Adalah kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata-kata secara efektif baik secara lisan maupun tertulis. Ciri-ciri anak dengan kecerdasan linguistic yang menonjol biasanya senang membaca, pandai bercerita, senang menulis cerita atau puisi, senang belajar bahasa asing, mempunyai perbendaharaan kata yang baik, pandai mengeja, suka menulis surat atau email, senang membicarakan ide-ide dengan teman-temannya, memiliki kemampuan kuat dalam mengingat nama atau fakta, menikmati permainan kata (utak-atik kata, kata-kata tersembunyi, scrabble atau teka-teki silang, bolak balik kata, plesetan atau pantun) dan senang membaca tentang ide-ide yang menarik minatnya. Kecerdasan ini menuntut kemampuan anak untuk menyimpan berbagai informasi yang berarti berkaitan dengan proses berpikirnya. Kegiatan yang cocok bagi orang yang memiliki intelegensilinguistik antara lain; pencipta puisi, editor, jurnalis, dramawan, sastrawan, pemain sandiwara, dan orator.
2. Kecerdasan logis matematis (Logical – Mathematical Intelligence)
Adalah kemampuan yang berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika
secara efektif. Anak-anak dengan kecerdasan logical–mathematical yang tinggi memperlihatkan minat yang besar terhadap kegiatan eksplorasi. Kecerdasan ini memiliki ciri-ciri yaitu kepekaan pada pola hubungan logis, pernyataan dan dalil, fungsi logis dan abstraksi lain. Seseorang dengan kecerdasan matematis logis yang tinggi biasanya memiliki ketertarikan terhadap angka-angka, menikmati ilmu pengetahuan, mudah mengerjakan matematika dalam benaknya, suka memecahkan misteri, senang menghitung, suka membuat perkiraan, menerka jumlah (seperti menerka jumlah uang logam dalam sebuah wadah), mudah mengingat angka-angka serta skor-skor, menikmati permainan yang menggunakan strategi seperti catur atau games strategi, memperhatikan antara perbuatan dan akibatnya (yang dikenal dengan sebab-akibat), senang menghabiskan waktu dengan mengerjakan kuis asah otak atau teka-teki logika, senang menemukan cara kerja komputer, senang mengelola informasi kedalam tabel atau grafik dan mereka mampu menggunakan komputer lebih dari sekedar bermain games.
3. Kecerdasan visual spasial (Visual – Spatial Intelligence) Adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat, seperti dimiliki para pemburu, arsitek, navigator, dan dekorator.Anak-anak dengan kecerdasan visual – spatial yang tinggi cenderung berpikir secara visual. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ruang dan hubungan antarunsur tersebut. Seorang anak yang memiliki kecerdasan dalam spasial biasanya lebih mengingat wajah ketimbang nama, suka menggambarkan ide-idenya atau membuat sketsa untuk membantunya menyelesaikan masalah, berpikir dalam bentuk gambar-gambar serta mudah melihat berbagai objek dalam benaknya, dia juga senang membangun atau mendirikan sesuatu, senang membongkar pasang, senang membaca atau menggambar peta, senang melihat foto-foto/gambar-gambar serta membicarakannya, senang melihat pola-pola dunia disekelilingnya, senang mencorat-coret, menggambar segala sesuatu dengan sangat detail dan realistis, mengingat hal-hal yang telah dipelajarinya dalam bentuk gambar-gambar, belajar dengan mengamati orang-orang yang sedang mengerjakan banyak hal, senang memecahkan teka-teki visual/gambar serta ilusi optik dan suka membangun model-model atau segala hal dalam 3 dimensi. Anak dengan kecerdasan visual biasanya kaya dengan khayalan sehingga cenderung kreatif dan imajinatif.  
4. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani (Bodily – Kinesthetic Intelligence)
Adalah kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan seperti ada pada aktor, atlet, penari, pemahat, dan ahli bedah. Anak-anak dengan kecerdasan bodily – kinesthetic di atas rata-rata, senang bergerak dan menyentuh. Mereka memiliki kontrol pada gerakan, keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak. Mereka mengeksplorasi dunia dengan otot-ototnya.
5. Kecerdasan Musikal (Musical Intelligence)
Adalah kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentu-bentuk musik dan suara. Anak dengan kecerdasan musical yang menonjol mudah mengenali dan mengingat nada-nada. Ia juga dapat mentranformasikan kata-kata menjadi lagu, dan menciptakan berbagai permainan musik. Mereka pintar melantunkan beat lagu dengan baik dan benar. Mereka pandai menggunakan kosakata musical, dan peka terhadap  ritme, ketukan, melodi atau warna suara dalam sebuah komposisi musik.
6. Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intelligence)
Adalah kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, temperamen orang lain. Anak dengan kecerdasan interpersonal yang menonjol memiliki interaksi yang baik dengan orang lain, pintar menjalin hubungan sosial, serta mampu mengetahui dan menggunakan beragam cara saat berinteraksi. Mereka juga mampu merasakan perasaan, pikiran, tingkah laku dan harapan orang lain, serta mampu bekerja sama denganm orang lain.
7. Kecerdasan Intrapersonal (Intra personal Intelligence)
Adalah kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan  kemampuan untuk bertindak secara adaptatif berdasar pengenalan diri. Anak dengan kecerdasan intra personal yang menonjol memiliki kepekaan perasaan dalam situasi yang tengah berlangsung, memahami diri sendiri, dan mampu mengendalikan diri dalam situasi konflik. Ia juga mengetahui apa yang dapat dilakukan dan apa yang tidak dapat dilakukan dalam lingkungan sosial. Mereka mengetahui kepada siapa harus meminta bantuan saat memerlukan.
8. Kecerdasan Natural (Naturalist Intelligence)
Adalah kemampuan untuk dapat mengerti flora dan fauna dengan baik. Anakanak dengan kecerdasan naturalist yang menonjol memiliki ketertarikan yang besar terhadap alam sekitar, termasuk pada binatang, di usia yang sangat dini. Mereka menikmati benda-benda dan cerita yang berkaitan dengan fenomena alam, misalnya terjadinya awan dan hujan, asal usul binatang, pertumbuhan tanaman, dan tata surya.
9. Kecerdasan eksistensial (Existence Intelligence)
Adalah kemampuan menyangkut kepekaan dan kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia. Anak yang memiliki kecerdasan ini memiliki ciri-ciri yaitu cenderung bersikap mempertanyakan segala sesuatu mengenai keberadaan manusia, arti kehidupan, mengapa manusia mengalami kematian, dan realitas yang dihadapinya. Kecerdasan ini dikembangkan oleh Gardner pada tahun 1999