Teori Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)
Tinjauan Umum Kecerdasan Majemuk (Multiple
Intelligences)
Multiple Intelligences yang dalam bahasa
Indonesia diterjemahkan sebagai kecerdasan majemuk atau kecerdasan
ganda. Tokoh pencetus teori kecerdasan ganda adalah Howard Gardner dari Havard
University, Amerika Serikat. Howard Gardner adalah seorang psikolog
beraliran humanistic guru besar pendidikan pada
Graduate School of
Education. Tahun 1983 ia menulis buku berjudul Frames of Mind:
The Theory of Multiple Intelligences Teorinya tentang MI dipublikasikan pada
tahun 1993. Gardner mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk
memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang
bermacammacam dan dalam situasi yang nyata. Teori
Multiple Intelligences bertujuan untuk mentransformasikan sekolah agar kelak
sekolah dapat mengakomodasi setiap siswa dengan berbagai macam pola pikirnya
yang unik. Ada beberapa macam kecerdasan yang diungkapkan oleh Gardner,
yaitu:
1. Kecerdasan Verbal (Linguistic Intelligence) Adalah kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata-kata secara efektif baik secara lisan maupun tertulis. Ciri-ciri anak dengan kecerdasan linguistic yang menonjol biasanya senang membaca, pandai bercerita, senang menulis cerita atau puisi, senang belajar bahasa asing, mempunyai perbendaharaan kata yang baik, pandai mengeja, suka menulis surat atau email, senang membicarakan ide-ide dengan teman-temannya, memiliki kemampuan kuat dalam mengingat nama atau fakta, menikmati permainan kata (utak-atik kata, kata-kata tersembunyi, scrabble atau teka-teki silang, bolak balik kata, plesetan atau pantun) dan senang membaca tentang ide-ide yang menarik minatnya. Kecerdasan ini menuntut kemampuan anak untuk menyimpan berbagai informasi yang berarti berkaitan dengan proses berpikirnya. Kegiatan yang cocok bagi orang yang memiliki intelegensilinguistik antara lain; pencipta puisi, editor, jurnalis, dramawan, sastrawan, pemain sandiwara, dan orator.
2. Kecerdasan logis matematis (Logical –
Mathematical Intelligence)
Adalah kemampuan yang berkaitan dengan
penggunaan bilangan dan logika
secara efektif. Anak-anak dengan kecerdasan logical–mathematical yang tinggi memperlihatkan minat yang besar terhadap kegiatan eksplorasi. Kecerdasan ini memiliki ciri-ciri yaitu kepekaan pada pola hubungan logis, pernyataan dan dalil, fungsi logis dan abstraksi lain. Seseorang dengan kecerdasan matematis logis yang tinggi biasanya memiliki ketertarikan terhadap angka-angka, menikmati ilmu pengetahuan, mudah mengerjakan matematika dalam benaknya, suka memecahkan misteri, senang menghitung, suka membuat perkiraan, menerka jumlah (seperti menerka jumlah uang logam dalam sebuah wadah), mudah mengingat angka-angka serta skor-skor, menikmati permainan yang menggunakan strategi seperti catur atau games strategi, memperhatikan antara perbuatan dan akibatnya (yang dikenal dengan sebab-akibat), senang menghabiskan waktu dengan mengerjakan kuis asah otak atau teka-teki logika, senang menemukan cara kerja komputer, senang mengelola informasi kedalam tabel atau grafik dan mereka mampu menggunakan komputer lebih dari sekedar bermain games.
secara efektif. Anak-anak dengan kecerdasan logical–mathematical yang tinggi memperlihatkan minat yang besar terhadap kegiatan eksplorasi. Kecerdasan ini memiliki ciri-ciri yaitu kepekaan pada pola hubungan logis, pernyataan dan dalil, fungsi logis dan abstraksi lain. Seseorang dengan kecerdasan matematis logis yang tinggi biasanya memiliki ketertarikan terhadap angka-angka, menikmati ilmu pengetahuan, mudah mengerjakan matematika dalam benaknya, suka memecahkan misteri, senang menghitung, suka membuat perkiraan, menerka jumlah (seperti menerka jumlah uang logam dalam sebuah wadah), mudah mengingat angka-angka serta skor-skor, menikmati permainan yang menggunakan strategi seperti catur atau games strategi, memperhatikan antara perbuatan dan akibatnya (yang dikenal dengan sebab-akibat), senang menghabiskan waktu dengan mengerjakan kuis asah otak atau teka-teki logika, senang menemukan cara kerja komputer, senang mengelola informasi kedalam tabel atau grafik dan mereka mampu menggunakan komputer lebih dari sekedar bermain games.
3. Kecerdasan visual spasial (Visual –
Spatial Intelligence) Adalah kemampuan untuk menangkap dunia
ruang-visual secara tepat, seperti dimiliki para pemburu, arsitek,
navigator, dan dekorator.Anak-anak dengan kecerdasan visual – spatial yang tinggi
cenderung berpikir secara visual. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap
warna, garis, bentuk, ruang dan hubungan antarunsur tersebut. Seorang
anak yang memiliki kecerdasan dalam spasial biasanya lebih mengingat wajah
ketimbang nama, suka menggambarkan ide-idenya atau membuat
sketsa untuk membantunya menyelesaikan masalah, berpikir dalam
bentuk gambar-gambar serta mudah melihat berbagai objek dalam benaknya,
dia juga senang membangun atau mendirikan sesuatu, senang membongkar
pasang, senang membaca atau menggambar peta, senang melihat
foto-foto/gambar-gambar serta membicarakannya, senang melihat
pola-pola dunia disekelilingnya, senang mencorat-coret, menggambar segala
sesuatu dengan sangat detail dan realistis, mengingat hal-hal yang telah
dipelajarinya dalam bentuk gambar-gambar, belajar dengan mengamati orang-orang
yang sedang mengerjakan banyak hal, senang memecahkan teka-teki
visual/gambar serta ilusi optik dan suka membangun model-model atau segala hal
dalam 3 dimensi. Anak dengan kecerdasan visual biasanya kaya dengan
khayalan sehingga cenderung kreatif dan imajinatif.
4. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani (Bodily
– Kinesthetic Intelligence)
Adalah kemampuan menggunakan tubuh atau
gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan
seperti ada pada aktor, atlet, penari, pemahat, dan ahli bedah. Anak-anak
dengan kecerdasan bodily – kinesthetic di atas rata-rata, senang bergerak dan menyentuh.
Mereka memiliki kontrol pada gerakan, keseimbangan, ketangkasan, dan
keanggunan dalam bergerak. Mereka mengeksplorasi dunia dengan
otot-ototnya.
5. Kecerdasan Musikal (Musical Intelligence)
Adalah kemampuan untuk mengembangkan,
mengekspresikan, dan menikmati bentu-bentuk musik dan suara. Anak
dengan kecerdasan musical yang menonjol mudah mengenali dan mengingat
nada-nada. Ia juga dapat mentranformasikan kata-kata menjadi
lagu, dan menciptakan berbagai permainan musik. Mereka pintar
melantunkan beat lagu dengan baik dan benar. Mereka pandai menggunakan
kosakata musical, dan peka terhadap ritme, ketukan, melodi atau warna suara dalam sebuah komposisi
musik.
6. Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal
Intelligence)
Adalah kemampuan untuk mengerti dan
menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, temperamen
orang lain. Anak dengan kecerdasan interpersonal yang menonjol memiliki
interaksi yang baik dengan orang lain, pintar menjalin hubungan sosial, serta
mampu mengetahui dan menggunakan beragam cara saat berinteraksi. Mereka
juga mampu merasakan perasaan, pikiran, tingkah laku dan harapan orang
lain, serta mampu bekerja sama denganm orang lain.
7. Kecerdasan Intrapersonal (Intra personal
Intelligence)
Adalah kemampuan yang berkaitan dengan
pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptatif berdasar pengenalan
diri. Anak dengan kecerdasan intra personal yang menonjol memiliki kepekaan
perasaan dalam situasi yang tengah berlangsung, memahami diri sendiri, dan
mampu mengendalikan diri dalam situasi konflik. Ia juga mengetahui apa
yang dapat dilakukan dan apa yang tidak dapat dilakukan dalam lingkungan
sosial. Mereka mengetahui kepada siapa harus meminta bantuan saat
memerlukan.
8. Kecerdasan Natural (Naturalist
Intelligence)
Adalah kemampuan untuk dapat mengerti
flora dan fauna dengan baik. Anakanak dengan kecerdasan naturalist yang
menonjol memiliki ketertarikan yang besar terhadap alam sekitar, termasuk
pada binatang, di usia yang sangat dini. Mereka menikmati benda-benda dan cerita
yang berkaitan dengan fenomena alam, misalnya terjadinya awan dan
hujan, asal usul binatang, pertumbuhan tanaman, dan tata surya.
9. Kecerdasan eksistensial (Existence
Intelligence)
Adalah kemampuan menyangkut kepekaan dan
kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam
eksistensi atau keberadaan manusia. Anak yang memiliki kecerdasan ini
memiliki ciri-ciri yaitu cenderung bersikap mempertanyakan segala sesuatu mengenai
keberadaan manusia, arti kehidupan, mengapa manusia mengalami
kematian, dan realitas yang dihadapinya. Kecerdasan ini dikembangkan
oleh Gardner pada tahun 1999
No comments:
Post a Comment