Sunday, May 12, 2019

Teori Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences) Tinjauan Umum Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)


Teori Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)
Tinjauan Umum Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)
Multiple Intelligences yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai kecerdasan majemuk atau kecerdasan ganda. Tokoh pencetus teori kecerdasan ganda adalah Howard Gardner dari Havard University, Amerika Serikat. Howard Gardner adalah seorang psikolog beraliran humanistic guru besar pendidikan pada Graduate School of Education. Tahun 1983 ia menulis buku berjudul Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences Teorinya tentang MI dipublikasikan pada tahun 1993. Gardner mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacammacam dan dalam situasi yang nyata. Teori Multiple Intelligences bertujuan untuk mentransformasikan sekolah agar kelak sekolah dapat mengakomodasi setiap siswa dengan berbagai macam pola pikirnya yang unik. Ada beberapa macam kecerdasan yang diungkapkan oleh Gardner, yaitu:

1. Kecerdasan Verbal (Linguistic Intelligence) Adalah kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata-kata secara efektif baik secara lisan maupun tertulis. Ciri-ciri anak dengan kecerdasan linguistic yang menonjol biasanya senang membaca, pandai bercerita, senang menulis cerita atau puisi, senang belajar bahasa asing, mempunyai perbendaharaan kata yang baik, pandai mengeja, suka menulis surat atau email, senang membicarakan ide-ide dengan teman-temannya, memiliki kemampuan kuat dalam mengingat nama atau fakta, menikmati permainan kata (utak-atik kata, kata-kata tersembunyi, scrabble atau teka-teki silang, bolak balik kata, plesetan atau pantun) dan senang membaca tentang ide-ide yang menarik minatnya. Kecerdasan ini menuntut kemampuan anak untuk menyimpan berbagai informasi yang berarti berkaitan dengan proses berpikirnya. Kegiatan yang cocok bagi orang yang memiliki intelegensilinguistik antara lain; pencipta puisi, editor, jurnalis, dramawan, sastrawan, pemain sandiwara, dan orator.
2. Kecerdasan logis matematis (Logical – Mathematical Intelligence)
Adalah kemampuan yang berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika
secara efektif. Anak-anak dengan kecerdasan logical–mathematical yang tinggi memperlihatkan minat yang besar terhadap kegiatan eksplorasi. Kecerdasan ini memiliki ciri-ciri yaitu kepekaan pada pola hubungan logis, pernyataan dan dalil, fungsi logis dan abstraksi lain. Seseorang dengan kecerdasan matematis logis yang tinggi biasanya memiliki ketertarikan terhadap angka-angka, menikmati ilmu pengetahuan, mudah mengerjakan matematika dalam benaknya, suka memecahkan misteri, senang menghitung, suka membuat perkiraan, menerka jumlah (seperti menerka jumlah uang logam dalam sebuah wadah), mudah mengingat angka-angka serta skor-skor, menikmati permainan yang menggunakan strategi seperti catur atau games strategi, memperhatikan antara perbuatan dan akibatnya (yang dikenal dengan sebab-akibat), senang menghabiskan waktu dengan mengerjakan kuis asah otak atau teka-teki logika, senang menemukan cara kerja komputer, senang mengelola informasi kedalam tabel atau grafik dan mereka mampu menggunakan komputer lebih dari sekedar bermain games.
3. Kecerdasan visual spasial (Visual – Spatial Intelligence) Adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat, seperti dimiliki para pemburu, arsitek, navigator, dan dekorator.Anak-anak dengan kecerdasan visual – spatial yang tinggi cenderung berpikir secara visual. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ruang dan hubungan antarunsur tersebut. Seorang anak yang memiliki kecerdasan dalam spasial biasanya lebih mengingat wajah ketimbang nama, suka menggambarkan ide-idenya atau membuat sketsa untuk membantunya menyelesaikan masalah, berpikir dalam bentuk gambar-gambar serta mudah melihat berbagai objek dalam benaknya, dia juga senang membangun atau mendirikan sesuatu, senang membongkar pasang, senang membaca atau menggambar peta, senang melihat foto-foto/gambar-gambar serta membicarakannya, senang melihat pola-pola dunia disekelilingnya, senang mencorat-coret, menggambar segala sesuatu dengan sangat detail dan realistis, mengingat hal-hal yang telah dipelajarinya dalam bentuk gambar-gambar, belajar dengan mengamati orang-orang yang sedang mengerjakan banyak hal, senang memecahkan teka-teki visual/gambar serta ilusi optik dan suka membangun model-model atau segala hal dalam 3 dimensi. Anak dengan kecerdasan visual biasanya kaya dengan khayalan sehingga cenderung kreatif dan imajinatif.  
4. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani (Bodily – Kinesthetic Intelligence)
Adalah kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan seperti ada pada aktor, atlet, penari, pemahat, dan ahli bedah. Anak-anak dengan kecerdasan bodily – kinesthetic di atas rata-rata, senang bergerak dan menyentuh. Mereka memiliki kontrol pada gerakan, keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak. Mereka mengeksplorasi dunia dengan otot-ototnya.
5. Kecerdasan Musikal (Musical Intelligence)
Adalah kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentu-bentuk musik dan suara. Anak dengan kecerdasan musical yang menonjol mudah mengenali dan mengingat nada-nada. Ia juga dapat mentranformasikan kata-kata menjadi lagu, dan menciptakan berbagai permainan musik. Mereka pintar melantunkan beat lagu dengan baik dan benar. Mereka pandai menggunakan kosakata musical, dan peka terhadap  ritme, ketukan, melodi atau warna suara dalam sebuah komposisi musik.
6. Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intelligence)
Adalah kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, temperamen orang lain. Anak dengan kecerdasan interpersonal yang menonjol memiliki interaksi yang baik dengan orang lain, pintar menjalin hubungan sosial, serta mampu mengetahui dan menggunakan beragam cara saat berinteraksi. Mereka juga mampu merasakan perasaan, pikiran, tingkah laku dan harapan orang lain, serta mampu bekerja sama denganm orang lain.
7. Kecerdasan Intrapersonal (Intra personal Intelligence)
Adalah kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan  kemampuan untuk bertindak secara adaptatif berdasar pengenalan diri. Anak dengan kecerdasan intra personal yang menonjol memiliki kepekaan perasaan dalam situasi yang tengah berlangsung, memahami diri sendiri, dan mampu mengendalikan diri dalam situasi konflik. Ia juga mengetahui apa yang dapat dilakukan dan apa yang tidak dapat dilakukan dalam lingkungan sosial. Mereka mengetahui kepada siapa harus meminta bantuan saat memerlukan.
8. Kecerdasan Natural (Naturalist Intelligence)
Adalah kemampuan untuk dapat mengerti flora dan fauna dengan baik. Anakanak dengan kecerdasan naturalist yang menonjol memiliki ketertarikan yang besar terhadap alam sekitar, termasuk pada binatang, di usia yang sangat dini. Mereka menikmati benda-benda dan cerita yang berkaitan dengan fenomena alam, misalnya terjadinya awan dan hujan, asal usul binatang, pertumbuhan tanaman, dan tata surya.
9. Kecerdasan eksistensial (Existence Intelligence)
Adalah kemampuan menyangkut kepekaan dan kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia. Anak yang memiliki kecerdasan ini memiliki ciri-ciri yaitu cenderung bersikap mempertanyakan segala sesuatu mengenai keberadaan manusia, arti kehidupan, mengapa manusia mengalami kematian, dan realitas yang dihadapinya. Kecerdasan ini dikembangkan oleh Gardner pada tahun 1999



No comments:

Post a Comment