Sunday, December 9, 2018

Max Weber (1864-1920) Konteks Persaudaraan dalam Etika Politik dan Ekonomi


Max Weber (1864-1920) Konteks Persaudaraan dalam Etika Politik dan Ekonomi
Homo politik sebagai personalitas, dan terdiri atas karisma, puritan.44 Pemahaman perihal charisma adalah dasar konsep homo politik Weber. Tipe karisma terbagi dalam tiga bagian, yaitu legitimasi dominasi, tradisional, dan birokratis legal. Pertama, legitimasi dominasi karisma adalah kebenaran atas kuasa (truth of power) dan tipe karisma adalah tipe kuasa dominasi atas devosi. Kedua, tradisional berarti politik sebagai vokasi, dan politik sebagai kepemimpinan. Ketiga, birokratis legal berarti politik sebagai distribusi kuasa, dan karakter manusia politis. Tipe kepemimpinan karismatis dalam penelitian Weber di Asia melalui ciri keagamaan di Asia seperti di Cina dan India adalah ortodoks dan heterodoks. Sifat agama di Asia adalah representasi irasional dalam sistem etika agama, dan tidak koheren. Penelitian Weber perihal homo politik adalah konteks Eropa dan Asia. Eropa bersifat rasional, dan Asia bersifat irasional. Penelitian Weber terhadap konfusius bahwa individu adalah habitat kohesif. Komparasi Konfusianisme di Asia dan Puritanisme di Eropa dalam perspektif Weber: “Weber defined personality as “a concept which entails a constant and intrinsic relation to certain ultimate „value‟ and „meaning‟ of life”. the interests of Asiatic intellectuality, so far as it was concerned with every day life, lay primarily in directions other than political”. 45 Penelitian Weber dalam masyarakat Yunani Kuno mengasumsikan bahwa persaudaraan pra-kekristenan adalah rumah bersama “housing together” dalam bahasa Yunani adalah synoikismos. Berikut pendapat Weber: “Die Stadt”: the political situation of medieval townsman determined his path of a homo oeconomicus, whereas in antiquity the polis preserved during its heyday its character as the technically most advanced military organization. The ancient townsman was a homo politicus”. 46 Analisis Weber bahwa negara dan dominasi sebagai kontribusi sosiologi politik. Tipologi dominasi yaitu hak tradisional, hak karismatik, hak legal definisi Negara. Pandangan Weber: “the term „charisma‟ will be applied to a certain quality of an individual personality by virtue of which he is considered extraordinary and treated as endowed with supernatural, superhuman, or at least specifically exceptional power or qualities”. 47 Masyarakat tradisional dalam pengaruh karisma terhadap perubahan sosial bersifat revolusi. Masyarakat modern dalam pengaruh karisma berada dalam relasi vokasi. Figur karismatik dalam masyarakat tradisional adalah harapan rakyat akan putus asa. Tipikal karismatik dalam masyarakat tradisional adalah pahlawan, nabi, dan penyelamat. Pergerakan karismatik dalam masyarakat tradisional adalah tipikal organisasi patrimonial. Di satu sisi, karisma tidak hanya sebagai kualitas individu, karena pemimpin karismatik adalah bagian komunitas, dan karismatik terdapat pengikut dan murid. Sifat laten perjuangan berada antara manusia sebagai individu majemuk atau tipe sosial. Tipe sosial Weber yaitu tradisional, afektual, nilai rasional, dan rasional instrumental. Rasional sebagai nilai adalah ide, rasional sebagai instrumen adalah material. Sosial berada dalam ide dan emosi aktor-aktor sosial. Persaudaraan agama dan dunia dalam lingkaran ekonomi berangkat dari cara hidup masyarakat purba dalam kepercayaan magis seperti asketik. Persaudaraan kelompok militer dalam perang berbeda dengan persaudaraan dalam kelompok agama. Nilai ekonomi, politik, agama tidak dapat terdamaikan. Fenomena aturan ekonomi menggantikan cinta melalui kompetisi pasar, dan menggantikan saudara dengan uang.

No comments:

Post a Comment