Pendidikan
Multikultural Di Sekolah : Peran Guru Dalam Pendidikan Multikultural
Sekolah harus ditanamkan nilai-nilai kebersamaan,
toleran, dan mampu menyesuaikan diri dalam
berbagai perbedaan. Proses pendidikan ke arah ini dapat ditempuh dengan
pendidikan multikultural. Pendidikan multikultural merupakan proses penanaman
cara hidup
menghormati, tulus, dan toleran terhadap keragaman budaya yang hidup di
tengahtengah masyarakat plural.
Dengan pendidikan multikultural diharapkan adanya
kelenturan mental bangsa menghadapi benturan konflik
sosial. Mengenai
fokus pendidikan multikultural, H.A.R. Tilaar mengungkapkan bahwa dalam
program
pendidikan multikultural, fokus tidak lagi diarahkan semata-mata kepada
kelompok sosial, agama,
dan kultural mainstream. Pendidikan multikultural sebenarnya merupakan sikap
peduli dan mau
mengerti ataupun pengakuan terhadap orang lain yang berbeda. Dalam konteks itu,
pendidikan multikultural
melihat masyarakat secara lebih luas.
Berdasarkan pandangan dasar bahwa sikap indeference
dan
non-recognition
tidak
hanya berakar dari ketimpangan struktur rasial, tetapi paradigma
pendidikan multikultural mencakup subjek-subjek mengenai ketidakadilan,
kemiskinan, penindasan,
dan keterbelakangan kelompok-kelompok minoritas dalam berbagai bidang, baik itu
sosial, ekonomi,
budaya, pendidikan, dan sebagainya. Dalam konteks deskriptif, pendidikan
multikultural
seyogyanya berisikan tentang tema-tema mengenai toleransi, perbedaan ethno-cultural
dan agama,
bahaya diskriminasi, penyelesaian konflik dan mediasi, hak asasi manusia,
demokratisasi,
pluralitas, kemanusiaan universal, dan subjek-subjek lain yang relevan.
Adapun
pelaksanaan pendidikan multikultural tidaklah harus mengubah kurikulum.
Pelajaran pendidikan
multikultural dapat terintegrasi pada mata pelajaran lainnya. Hanya saja
diperlukan pedoman
bagi guru untuk menerapkannya. Yang utama kepada para siswa perlu diajari
mengenai toleransi,
kebersamaan, HAM, demokratisasi, dan saling menghargai. Hal tersebut sangat
berharga bagi
bekal hidup mereka di kemudian hari dan sangat penting untuk tegaknya
nilai-nilai kemanusiaan.
Sekolah memegang
peranan penting dalam menanamkan nilai multikultural pada siswa sejak
dini. Bila sejak
awal mereka telah memiliki nilai-nilai kebersamaan, toleran, cinta damai, dan
menghargai
perbedaan, maka nilai-nilai tersebut akan tercermin pada tingkah-laku mereka
seharihari karena terbentuk pada kepribadiannya. Bila hal tersebut berhasil
dimiliki para generasi muda kita, maka kehidupan mendatang dapat
diprediksi akan relatif damai dan penuh penghargaan antara sesama dapat
terwujud. Perguruan
Tinggi, khususnya tenaga kependidikan berkewajiban memberi sumbangan pikiran,
mencari inovasi
baru dalam pelaksanaan pendidikan, dalam hal ini model pembelajaran pendidikan
multikultural.
Hal ini tidak hanya kewajiban dari disiplin
ilmu-ilmu humaniora, tetapi menjadi kewajiban semua
disiplin ilmu karena pada dasarnya tidak ada ilmu yang bebas dari nilai,
khususnya nilai-nilai
kemanusiaan. Oleh karena itu, kepedulian sekolah, dalam hal ini guru mengimplementasikan
nilai-nilai multikultural dalam berbagai kesempatan yang ada di sekolah
sangat mendukung
dimilikinya nilai-nilai multikultural tersebut pada setiap siswa.