Teori
Sosiologi Klasik : Feminisme - Sejarah Feminisme Dan Tokoh-Tokohnya – Sosiologi
Politik
Dalam
suatu pengertian selalu ada selalu ada suatu perspektif feminis. Dimanapun perempuan
disubordinasi ddan mereka hampir selalu di subordinasi di segala tempat ,
mereka tampak telah menyadari dan memprotes situasi dalam suatu bentuk
.sementara tanda-tandanyadapat dilacak pada 1630-an, titik-titik puncak
kegiatan dan tulisan feminis terjadi pada momen-momen liberasionis sejarah
barat modern. Gelombang mendadak produktivitas terjadi pada 1780-an sampai
1970-an seiring dengan perdebatan di seputar revolusi amerika dan prancis. Akan
tetapi, usaha terfocus yang lebih terorganisasi berlangsung pada 1850-an
sebagai bagian dari mobilisasi melawan perbudakan dan untuk mendapatkan hak-hak
politis kelas menengah. Mobilisasi besar-besaran untuk hak pilih perempuan
untuk undang-undang pembaruan industrial dan kewarganegaraan terjadi pada awal
abad kedua puluh,khususnya era progresif di amerika serikat.
Semua itu mempunyai dampak pada perkembangan
sosiologi, khususnya pada karya sejumlah wanita yang menggeluti atau yang
berkaitan dengan bidang tersebut. Mereka antara lain adalah Harriet Martineau,
Charlotte Perkins Gilman, Jane Addams, Florence kelley, AnnaJulia Copper, Ida
Wells-Barnet, Marianne weber, dan Beatrice Potter Webb. Akan tetapi, dari waktu
ke waktu ciptaan mereka di pinggirkan, di caplok di abaikan atau di
sisihkandari laporan publik sosiologi oleh kaum pria yang mengorgaisasikan
sosiologi sebagai basis kekuasaan profesional. Soal-soal feminis disaring dalam
sosiologi di pinggirnya saja, di dalam karya para teoritisi marginal laki-laki
atau para teoretisi perempuan yang semakin di marginalkan. Kaum pria yang
mendapatkan kedudukan utama di dalam profesi itu melalui dari spencer, hingga
weber an dhurkeim memberikan tanggapan yang dasarnya konservatif terhadap
argumen-argumen feminis yang bergema disekitar mereka. Sikap mereka membuat
isu-isu gender menjadi topik yang tidak pentingyang mereka tanggapi dengan cara
yang lebih konvensional daripada kritis di dalam apa yang mereka kenalkan dan
promosikan secara publik sebagai sosiologi , mereka bersikap demikian sekalipun
wanita sudah menulis seperangka teori sosiologis yang signifikan. Sejarah politik
gender di bidang profesi tersebut, yang merupakan bagian dari sejarah tanggapan
laki-laki kepada klaim-klaim feminis
baru di tulis sekarang.
No comments:
Post a Comment