Isu
Multikultural Di Indonesia Dan Permasalahan Masyarakat Yang Berkembang
Pelaksanaan pemerintahan Orde Baru selama tiga
dasawarsa menerapkan kebijakan yang sentralistis
dengan pengawalan yang ketat terhadap isu perbedaan berakibat telah
menghilangkan kemampuan
masyarakat untuk memikirkan, membicarakan, dan memecahkan persoalan yang
muncul dari
perbedaan secara terbuka, rasional, dan damai. Kekerasan antarkelompok yang
meledak secara
sporadis di akhir tahun 1990-an di berbagai kawasan di Indonesia menunjukkan
rentannya rasa
kebersamaan yang dibangun dalam negara-bangsa, betapa kentalnya prasangka
antarkelompok,
dan betapa rendahnya saling pengertian antarkelompok. Hal ini tidak bisa lepas
dari proses
pembelajaran yang dilaksanakan pada masyarakat Indonesia yang cenderung kurang
menekankan
pentingnya menghargai perbedaan. Sejak dulu pendidikan kita mengajarkan dan
menekankan
persamaan (keseragaman) bukan menghargai perbedaan.
Indonesia adalah suatu negara yang terdiri dari
berbagai kelompok etnis, budaya, suku, dan agama sehingga
Indonesia secara sederhana dapat disebut sebagai masyarakat multikultural. Akan
tetapi, di lain
pihak, realitas multikultural tersebut berhadapan dengan kebutuhan mendesak
untuk merekonstruksi
kembali kebudayaan nasional Indonesia yang dapat menjadi integrating
force yang
mengikat seluruh
keragaman etnis dan budaya tersebut. Pluralisme pasti dijumpai dalam setiap
komunitas masyarakat. Teristimewa pada saat ini, ketika teknologi
transportasi dan komunikasi telah mencapai kemajuan pesat. Kemajemukanmerupakan
inevitable
destiny di
tingkat global maupun di tingkat bangsa-negara dan komunitas.
Secara teknis dan
teknologis, kita telah mampu untuk tinggal bersama dalam masyarakat majemuk.
Namun demikian,
spiritual kita belum memahami arti sesungguhnya dari hidup bersama dengan orang
yang memiliki
perbedaan kultur yang antara lain mencakup perbedaan dalam hal agama, etnis,
dan kelas sosial.
Indonesia
memiliki kemajemukan suku. Kemajemukan suku ini merupakan salah satu ciri
masyarakat
Indonesia yang bisa dibanggakan. Akan tetapi, tanpa kita sadari bahwa
kemajemukan tersebut juga menyimpan potensi konflik yang dapat mengancam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini telah terbukti di
beberapa wilayah Indonesia terjadi konflik seperti di Sampit (antara Suku
Madura dan Dayak), di Poso (antara Kristiani dan Muslim), di Aceh (antara GAM
dan RI),
ataupun perkelahian yang kerap terjadi antarkampung di beberapa wilayah di
pulau Jawa dan perkelahian
pelajar antarsekolah.
No comments:
Post a Comment