Tuesday, October 30, 2018

BUDAYA ORGANISASI KEPEMIMPINAN DI SEKOLAH KONSEP TEORI DAN APLIKASI

Stephen P. Robbins (1996: 297-299) mengemukakan bahwa untuk mempertahankan suatu budaya organisasi diperlukan sosialisasi. Karyawan baru memiliki potensi untuk mengganggu keyakinan dan kebiasaan organisasi yang sudah ada. Oleh karena itu, organisasi berniat membantu karyawan baru menyesuaikan diri dengan budayanya. Proses penyesuaian ini disebut sosialisasi.
Dalam mewujudkan disiplin sekolah yang tinggi, tata tertib sekolah harus diketahui oleh seluruh warga sekolah. Dengan begitu, seluruh warga sekolah akan merasa ikut bertanggung jawab atas penegakkan tata tertib sekolah. Fungsi utama budaya organisasi menurut Yukl,dikutip oleh Sunyoto dan Burhanuddin (2011: 152) yaitu membantu memahami lingkungan dan menentukan bagaimana meresponnya, sehingga dapat mengurangi kecemasan, ketidakpastian, dan kebingungan.
tata tertib siswa disosialisasikan secara bertahap dan terus menerus. Tata tertib di sekolah ini disosialisasikan melalui surat pernyataan yang berisi tentang kesediaan orang tua dan siswa untuk mengikuti tata tertib sekolah. Surat itu pun dilengkapi dengan lembaran tata tertib, poin pelanggaran, hak dan kewajiban peserta didik. Selain itu, tata tertib peserta didik juga disosialisasikan pada kegiatan orientasi peserta didik baru.
Proses sosialisasi tata tertib dilakukan secara bertahap, mulai kepada orangtua hingga ke peserta didik baru melalui surat persetujuan untuk mengikuti seluruh tata tertib sekolah dan kegiatan MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru). Menurut Kreitner dan Kinicki, ditulis oleh Daryanto dan Farid (2013: 220) dan Wibowo (2013: 49-52), fungsi budaya organisasi adalah membentuk perilaku dengan membantu anggota menyadari lingkungannya.

Kegiatan MOPDB diadakan untuk memperkenalkan dan membentuk budaya disiplin di sekolah. Selain kegiatan MOPDB, ada beberapa program yang dirancang untuk melatih kedisiplin peserta didik, di antaranya: kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) dan ektrakulikuler. Pada kegiatan LDKS dan ektrakulikuler, peserta didik dilatih menjadi pribadi yang mandiri dan disiplin. 

No comments:

Post a Comment