Tuesday, October 30, 2018

PENGEMBANGAN LIFE SKILLS VOKASIONAL DI SEKOLAH PERMASALAHAN TEORI DAN APLIKASI


Generasi masa depan kita bisa mengubah keadaan tersebut lebih baik dari sebelumnya. Keluaran dari orang yang memiliki life skills adalah teamwork, self-esteem, learning from each other, confidence, etc (Hanbury, 2008: 10). Karena life skills kita lemah—sebagaimana dijelaskan di atas, maka kita tidak memiliki: kerja tim, harga diri, jiwa belajar, dan percaya diri.
Seharusnya pemerintah dan DPR bekerjasama membangun negeri demi kesejahteraan rakyat, namun mereka bekerja untuk kepentingan partai dan jaringannya. Kue besar APBN dan APBD dibagi-bagi antar partai pemenang pemilu. Lihat saja bagaimana formasi menteri pembantu Presiden kita; gambaran sempurna bagi-bagi kue kekuasaan. Pertimbangannya sangat politis bukan dasar profesionalitas.
Mereka melakukan apa pun cara untuk berkuasa. Petinggi partai, pejabat, pemerintah, dan DPR korupsi berjamaah. Suap-menyuap dalam kasus pilkada dan pejabat yang semuanya berakhir di penjara menandakan hilangnya harga diri (self-esteem) mereka. Meraih jabatan dengan pengorbanan materi dengan harapan meraih materi lebih banyak lagi setelah berkuasa. Pemimpin, wakil rakyat, dan pejabat seperti inikah yang memiliki harga diri itu?
Lalu, bagaimana bangsa ini seolah tidak pernah belajar kepada kemajuan bangsa lain? Bagaimana Negara yang memiliki sumber daya alam yang kaya—daratan dan lautan—bisa kalah maju dari Singapura, Korea Selatan, dan Jepang. BBM, beras, daging, dan gula, semuanya mengandalkan impor. Apa kita memang bangsa yang tidak pernah belajar dari kemajuan bangsa lain?
Murid-murid dan guru kita juga terkenal rendah diri atau tidak percaya diri. Malu bertanya dan menjawab pertanyaan guru, sedangkan guru pasif saat mengikuti pelatihan. Sedikit murid kita yang punya mimpi besar, seperti bisa sekolah di luar negeri karena guru tidak memotivasi dan membesarkan hati murid.
Pertanyaannya, mengapa masyarakat kita lemah dalam life skills? Karena sekolah hanya menjalankan pembelajaran bukan pendidikan. Di rumah dan di masyarakat kering nilai-nilai pendidikan. Sangat sulit mencari tokoh teladan di negeri ini. Maka, life skills sangat penting menjadi agenda utama sekolah dan perguruan tinggi. Life skills are generic skills, relevant to many diverse experiences throughout life (WHO, 1999: 5).

No comments:

Post a Comment