Tuesday, October 30, 2018

Pembentukan budaya disiplin di sekolah - BUDAYA ORGANISASI


Dunia pendidikan kita telah memberikan porsi yang sangat besar untuk pengetahuan, tetapi melupakan pengembangan nilai dan perilaku dalam pembelajarannya (Muslich, 2011: 17). Perilaku remaja diwarnai dengan gemar menyontek dan kebiasaan bullying di sekolah (Zubaedi, 2013: v). Fenomena tersebut terjadi karena minimnya usaha penanaman karakter di sekolah. Sekolah dirasakan perlu melakukan pembiasaan karakter positif, yang nantinya diharapkan dapat menjadi budaya sekolah yang melekat pada diri peserta didik.
Manajemen iklim budaya sekolah merupakan kebijakan yang harus diperhatikan oleh kepala sekolah dan guru dalam rangka pendidikan karakter di sekolah (Tu’u, 2004: 35). Kepala sekolah dan guru harus menciptakan budaya sekolah yang efektif dalam rangka pendidikan karakter di sekolah. Di antara nilai karakter yang dapat dikembangkan dalam budaya sekolah adalah kedisiplinan. Menurut Husain dan Ashraf (1979: 107), “Dalam dunia kontemporer saat ini perhatian lebih ditujukan pada bangunan, peralatan, perlengkapan, dan materi, dibandingkan pada kepribadian dan karakter guru”.
Disiplin sekolah apabila dikembangkan dan diterapkan dengan baik, konsisten,dan konsekuen akan berdampak positif bagi kehidupan dan perilaku siswa (Tu’u, 2004: 35). Disiplin di lingkungan sekolah ditanamkan melalui pembiasaan. Pembiasaan disiplin yang diterapkan sekolah diharapkan akan menjadi budaya sekolah yang dapat mendukung peningkatan mutu pendidikan.
Banyak sekolah yang belum memahami bahwa budaya disiplin harus diperhatikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Budaya disiplin belum terbentuk dengan baik. Sekolah saat ini sangat mengutamakan aspek pengetahuan peserta didik, namun mengabaikan pembentukan sikap.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan budaya disiplin di sekolah tidak kondusif. Pertama,  lemahnya kepemimpinan kepala sekolah dalam menciptakan budaya disiplin. Kedua, lemahnya implementasi tata tertib dalam rangka penanaman budaya disiplin. Ketiga, belum optimalnya proses sosialisasi budaya disiplin. Keempat, minimnya usaha penanaman nilai disiplin di sekolah. Kelima, disiplin kerja guru masih rendah. Keenam, belum efektifnya pemberian reward dan punishment.

No comments:

Post a Comment