Masalah
dan tantangan hidup saat ini jauh lebih kompleks dan berat daripada masa-masa
sebelumnya. Hal ini dikarenakan daya saing di dunia kerja sangat ketat dan
kebutuhan hidup yang semakin mahal atau tinggi, sehingga memerlukan ketahanan
mental dan jiwa kreatif yang tinggi. Jika tidak dibekali dengan life skill—melalui
pembelajaran dan pengalaman di sekolah dan masyarakat, maka alumni Madrasah akan menjadi
pengangguran dan tidak menutup kemungkinan menjadi benalu bagi masyarakat
sekitarnya.
Dalam rangka menyiapkan lulusan yang terampil dan
mandiri, madrasah harus menyediakan ekstrakurikuler dan/atau jurusan yang bisa
membekali siswa keterampilan khusus, terutama bagi siswa-siswa dari kalangan
tidak mampu yang tidak akan melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.
Penguasaan keterampilan khusus bisa menjadi modal yang
besar bagi lulusan madrasah untuk mandiri dan mengembangkan potensinya lebih
besar lagi, baik dengan jalan menjadi pekerja atau berwirausaha sesuai dengan
kompetensinya.
Disamping
kecerdasan intelektual, siswa dididik memiliki kecerdasan emosional; hard skills dan soft skills. Kecerdasan intelektual dan emosional, dan hard skills dan soft skills identik dengan life
skills. Hidup berisi kebahagiaan juga kesedihan; hidup menawarkan kemudahan
tapi tidak sedikit kesulitan. Kekuatan emosional itulah yang bisa menuntun
manusia tetap tegar meski kesedihan dan kesulitan menghampirinya.
Siswa
perlu diajarkan life skills sejak dini. Adapun definisi life skills menurut WHO adalah abilities that help us to adapt and behave
positively so that can deal effectively with the challenges of everyday life
(Hanbury, 2008: 9). Tantangan hidup siap menanti generasi muda sehingga
diperlukan usaha sadar dari orangtua, sekolah, dan masyarakat untuk membekali
mereka dengan keterampilan hidup sedini mungkin.
Ada
lima area dasar life skills yang relevan diterapkan dalam budaya manapun
(Department of Mental Health WHO, 1999: 1): 1) Decision-making and
problem-solving; 2) Creative thinking and
critical thinking; 3) Communication
and interpersonal skills; 4) Self-awareness
and empathy; dan
5) Coping
with emotion and coping with stress.
Bagaimana
keterampilan masyarakat kita
dalam lima aspek di atas? Lihat bagaimana kita
mengelola dan mengatasi kemacetan dan banjir di jalan raya yang tidak
menunjukkan tanda-tanda segera teratasi. Bagaimana pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah di DPR dan DPRD terkait hal tersebut? Kita menolak banjir
namun di kota tumbuh subur bangunan mall dan apartemen, dan di kawasan
puncak tumbuh pesat bangunan hotel dan villa.
Kita menolak kemacetan namun kredit motor dan mobil dipermudah; kepemilikan
kendaraan bermotor dibiarkan tumbuh tanpa kendali.
Bagaimana
dengan kreativitas masyarakat kita? Hingga kini kita dikenal sebagai bangsa
konsumen bukan produsen. Mobil, motor, dan telepon semua hasil karya bangsa
lain.Kita bangsa penikmat bukan
bangsa pencipta. Bahkan kita kalah dengan Korea Selatan dan Malaysia.
Masyarakat kita juga mudah ditipu oleh calon anggota legislatif hanya dengan
sedikit rupiah dan dibumbui dengan janji-janji palsu. Daya kritis mereka tumpul
dengan memilih calon yang tidak kompeten dan tidak berintegritas.
Keterampilan komunikasi dan
empati para politisi, pengacara, dan tokoh masyarakat juga lemah. Pada acara
Indonesian Lawyer Club (ILC) di sebuah stasiun televisi swasta sering terlihat
bagaimana kualitas komunikasi dan empati mereka terhadap lawan bicara.
Misalnya, memotong lawan bicara, berbicara kasar dan keras, dan tidak
menghargai pendapat orang lain.
Emosi
masyarakat kita mudah tersulut sehingga terjadi tawuran; penuh dendam dan
amarah. Pelajar dan mahasiswa terlibat tawuran menaun; kekerasan senior
terhadap yunior terjadi di Perguruan Tinggi ikatan dinas. Demikianlah
gambaran buram masyarakat kita yang menunjukkan pentingnya pendidikan life skills di sekolah-sekolah. Sedari
dini mereka harus dikenalkan betapa kehidupan di luar sana penuh tantangan yang
tak mudah ditaklukkan. Musuh mereka bukan senjata pistol dan meriam tetapi
emosi dan cara berpikir masyarakat yang tak kunjung dewasa dan terdidik.
No comments:
Post a Comment