Tuesday, October 30, 2018

BUDAYA ORGANISASI -PEMBUATAN TATATERTIB DI SEKOLAH DISIPLIN

Kotter dan Heskett, dikutip oleh Tika (2012: 19) menyatakan bahwa budaya organisasi yangdiciptakan oleh manajemen puncak diimplementasikan menjadi visi/filosofi atau strategi bisnis. 
Selain siswa, guru-guru juga memiliki standar-standar yang harus dipatuhi. Standar-standar tersebut berasal dari dinas dan juga kesepakatan bersama para guru. Standar-standar untuk guru dan siswa ditempel di beberapa titik, di antaranya di depan ruang guru, seperti foto standar guru dan siswa. Menurut Kreitner dan Kinicki, fungsi budaya organisasi adalah memfasilitasi komitmen kolektif. Anggota organisasi mempunyai komitmen bersama tentang norma-norma dalam organisasi yang harus diikuti dan tujuan bersama yang harus dicapai (Daryanto dan Farid, 2013: 220; Wibowo, 2013: 49-52).
Tata tertib siswa sangat banyak, di antaranya: ketentuan pakaian seragam sekolah, ketentuan kegiatan ekstrakurikuler, dan lainnya yang menunjang disiplin siswa. Sedangkan standar-standar untuk guru juga disesuaikan berdasarkan tugas pokok dan fungsinya, seperti: standar kinerja guru, standar pakaian seragam guru, standar kinerja wali kelas, dan lain-lain.

Selain standar-standar guru dan siswa, ditempel juga berbagai macam motto, contoh seragam siswa yang baik, dan simbol-simbol lainnya yang secara tidak langsung dapat mendukung pembentukan budaya disiplin di sekolah. Menurut Wiyani (2012: 139), “Budaya sekolah adalah suasana kehidupan sekolah tempat antar anggota masyarakat sekolah saling berinterkasi. Interaksi tersebut terikat oleh berbagai aturan, norma serta etika bersama yang berlaku di sekolah.”

No comments:

Post a Comment