A.
Pelaksanaan
rintisan manajemen berbasis sekolah/madrasah (MBS/M)
Dalam rangka untuk mengimplementasikan Manajemen berbasis Sekolah/Madrasah. Maka melalui partisi aktif dan dinamis dari orangtua, siswa, guru, dan staf lainnya termasuk instuisi yang memliliki kepedulian terhadap pendidikan, sekolah harus melakukan tahapan kegiatan.[1] Status pelaksanaannya dapat diukur melalui seperangkat indikator yang sesuai dengan persyaratan, standar dan peraturan MBS yang ditetapkan pemerintah pusat, yang terdiri dari empat indikator berikut:
1. Indikator pelaksanaan struktur manajerial melihat antara lain apakah sekolah telah membentuk komite atau tim yang diperlukan (misalnya, komite sekolah atau dewan guru) dengan komposisi anggota sesuai aturan, apakah anggota komite dipilih dan bagaimana frekuensi rapat.
2. Indikator otonomi menunjukkan apakah kepala sekolah dan guru memiliki persepsi bahwa mereka memiliki wewenang penuh untuk mengambil keputusan tentang operasional sekolah yang penting dan masalah akademis.
3.
Indikator keterlibatan pemangku
kepentingan antara lain mengukur seberapa jauh partisipasi kepala sekolah,
guru, anggota komite sekolah, orang tua, masyarakat dan dinas pendidikan
kabupaten/kota dalam pengambilan keputusan sekolah; pengaruh setiap pemangku
kepentingan ini terhadap masalah sekolah seberapa jauh orang tua memanfaatkan
pilihan mereka; dan tekanan orang tua untuk memperbaiki kualitas pendidikan.
4.
Indikator akuntabilitas dan
transparansi antara lain mengukur pemantauan dinas pendidikan kabupaten/kota
terhadap BOS dan kegiatan sekolah lainnya, frekuensi pemantauan oleh berbagai
pemangku kepentingan, umpan balik yang diterima dan tindakan yang diambil,
serta jenis informasi yang disediakan sekolah bagi pemangku kepentingan.[2]
Pelaksanan manajemen berbasis
Sekolah/Madrasah dapat dilaksanakan setelah sekolah memiliki 4 indokator ini
dan untuk mencapai tujuan dalam penerapannya dan pelaksanaannya seperti dalam
penelitian yang dilakukan oleh Marniyatun dari
universitas islam sunan kalijaga dari fakuktas tarbiyah yang di lakukan di SD
Muhammadiyah Demangan Yogyakarta Pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di SD
Muhammadiyah Demangan Yogyakarta meliputi:
1. Manajemen
bidang kesiswaan.
Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan
terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai
dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah.
2. Manajemen
bidang guru atau tenaga kependidikan.[3]
Keberhasilan MBS sangat ditentukan oleh keberhasilan
pimpinannya dalam mengelola SDM yang tersedia di sekolah. Manajemen Tenaga Guru
bertujuan untuk mendayagunakan Tenaga Guru secara efektif dan efisien untuk
mencapai hasil yang optimaldengan di bantu oleh tenaga kependidikan.
3. Manajemen
bidang kurikulum.
Ada 3 hal pokok yang menjadi landasan dalam
pelaksanaan, pembinaan, dan pengembangan kurikulum, yakni :
a.
Landasan filosofis (cara berfikir)
b.
Landasan sosial budaya dan
c.
Landasan psikologis.[4]
4. Manajemen
bidang sarana dan prasarana pendidikan,
Sarana dan prasarana sebagai faktor yang dapat
menunjang suatu keberhasilan tujuan dalam pembelajaran, dalam konteks ini (MBS)
di butuhkas sarana dan prasarana yang memadahi untuk tercapainya keberhasilan.
5. Manajemen
bidang keuangan dan Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat.
Menurut kurikulum tahun 1975 (buku III D) kegiatan
mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat meliputi beberapa hal sebagai
berikut:
a. Mengatur
hubungan sekolah dengan orang tua murid
b.Memelihara
hubungan baik dengan Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan (BP3).
c.
Memelihara dan mengembangkan hubungan sekolah dengan
lembaga-lembaga
pemerintah swata dan organisasi sosial.
d. Memberi
pengertian kepada masyarakat tentang fungsi
sekolah,melalui
bermacam-macam teknik komunikasi.[5]
6. Manajemen
bidang layanan khusus yang meliputi manajemen bidang UKS dan Perpustakaan.[6]
Pada pelaksanaan manajemen berbasis
sekolah/Madrasah dapat di implementasikan kepada semua jenjang pendidikan di
Indonesia,walaupun setiap permasalahan yang di alami oleh satua tingkat
pendidikan berbeda-beda, namun semua permasalahan dapat diatasi ketika SDM yang
di miliki oleh suatu lembaga pendidikan dapat melakukan strategi yang tepat.dan
juga khususnya pemerataan pendidikan yang harus banyak di benahi di negara ini,
kemudian di kembangkan kepada manajemen berbasis sekolah yang lebih di kenal
dengan sebutan (MBS).
[1] Drs.B.Suryosubroto”manajemen
pendidikan di sekolah” hlm.216
[2]http://wwwwds.worldbank.org/external/default/WDSContentServer/WDSP/IB/2013/07/11/000445729_20130711125741/Rendered/INDEX/733590BAHASA0S0Box0377373B00PUBLIC0.txt
[4] Nurdin,syafruddin.usaman.”guru
profesional dan implementasi kurikulum”hlm.73
[5] Ibid. Hlm.23
[6] Marniyatun ”PELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH ( MBS ) DI SD
MUHAMMADIYAH DEMANGAN YOGYAKARTA”skripsi
uin-sukayogjakarta. hlm.80
No comments:
Post a Comment