PERANAN PERAWAT DALAM
BUDAYA CUCI TANGAN
Indikator yang pertama menyatakan bahwa pada tahun 2010 nanti diharapkan
penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat. Perawat dapat menciptakan
lingkungan yang sehat dengan cara mempromosikan perilaku sehat seperti mencuci
tangan sebelum beraktifitas, senantiasa menutup mulut ketika batuk, tidak
meludah sembarangan dan kebiasaan-kebiasaan kecil lainnya.
Selain itu perawat di puskesmas juga dapat secara proaktif dalam mengadakan
penyuluhan kesehatan kepada masyarakat di wilayahnya terkait masalah kesehatan
aktual yang dapat menyebar dengan cepat seperti flu burung dan demam berdarah.
Diharapkan setelah dilakukan hal-hal tersebut, indikator yang kedua akan
terpenuhi yaitu masyarakat memiliki perilaku sehat yang pada akhirnya membentuk
lingkungan yang sehat pula.
Tahun 2010 nanti juga diharapkan penduduk Indonesia tidak lagi menemukan
hambatan yang berarti dalam menjangkau pelayanan kesehatan baik itu dalam hal
ekonomi atau biaya maupun yang bersifat non-ekonomi seperti jarak pelayanan
kesehatan yang semakin dekat sehingga memudahkan klien yang membutuhkannya.
Dalam hal ini perawat dapat menggunakan metode kunjungan ke rumah-rumah
klien yang membutuhkan pelayanan kesehatan ataupun dengan menggunakan kemajuan
teknologi untuk mempermudah komunikasi seperti pesawat telepon maupun video
conference yang memang belum begitu berkembang di Indonesia. Selain itu,
perawat juga harus menambah pengetahuannya dengan terus menuntut ilmu ke
jenjang yang lebih tinggi guna meningkatkan kualitas pelayanannya.
Perilaku sehat dan lingkungan yang sehat serta ditunjang dengan fasilitas
kesehatan yang memadai dan kemampuan klien untuk mendapatkan pelayanan, akan
membuat derajat kesehatan juga meningkat.
Kondisi di Indonesia sekarang memang sangat memprihatinkan dan
sesungguhnnya merupakan tantangan yang sangat besar sekaligus kesempatan bagi para
perawat Indonesia untuk menampilkan eksistensinya sebagai profesi kesehatan
yang senantiasa memberikan pelayanan sesuai dengan peran-peran yang telah
penulis sebutkan di paragraf sebelumnya. Namun perlu diakui bahwa untuk
mencapai indikator Indonesia yang sehat di tahun 2010 nanti bukanlah suatu
pekerjaan yang mudah, apalagi kita dihadapkan dengan beberapa masalah internal
di dalam tubuh profesi perawat itu sendiri.
Menjadi perdebatan yang tidak berkesudahan ialah tentang standar pendidikan
perawat yang sangat variatif yang menyebabkan kualitas lulusan perawat
sangatlah beragam di setiap daerahnya sehingga cukup sulit untuk menetapkan
standar kompetensi di tingkat nasional, adapun masalah yang sebenarnya sangat
penting namun mulai mendapatkan respon negatif di dalam tubuh profesi ini
adalah tentang belum tersedianya sebuah Undang-undang Keperawatan sebagai
payung hukum untuk melindungi para perawat supaya seluruh asuhan keperawatan
yang dilakukan oleh perawat menjadi legal dan tidak rancu dengan tindakan dari
profesi kesehatan lainnya dan pada akhirnya akan meningkatkan kredibilitas
profesi perawat.
SARAN UNTUK PERUBAHAN KE
ARAH YANG LEBIH BAIK
Menjaga kesehatan tidak cukup sekedar memilah asupan yang masuk
ke perut, tapi juga membiasakan diri menjaga kebersihan tangan untuk mencegah
masuknya bibit penyakit.
Kebersihan dan kesehatan, keduanya memang memiliki peran yang saling
berpengaruh sekaligus melengkapi satu sama lain. Dengan menerapkan perilaku
bersih, maka kesehatan pun menjadi efek positif yang dihasilkan.
Pasalnya, masyarakat kerap melupakan sebuah langkah penting yang menjadi
tulang punggung dari perilaku hidup bersih, yakni cuci tangan pakai sabun
(CTPS). Sangat disadari, dalam kehidupan masyarakat Indonesia, kebiasaan ini
masih sangat minim dilakukan.
Berdasarkan data dari Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) 2010
menunjukkan, persentase rumah tangga yang memenuhi kriteria PHBS (Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat) dengan kategori baik secara rata-rata nasional hanya
3,7 persen. Sedangkan persentase penduduk yang berperilaku benar dalam CTPS
secara rata-rata nasional hanya 24,5 persen.
Hal ini tentu sangat disayangkan apalagi mengingat tangan menjadi gerbang
potensial masuknya kotoran ke tubuh seseorang.
Mengingat krusialnya masalah tersebut, hal yang dilakukan agar
masyarakat memahami betapa pentingnya mencuci tangan
yaitu mengampanyekan perilaku hidup bersih sehat. misalnya melakukan
suatu gerakan cuci tangan pakai sabun. Dalam program gerakan tersebut dapat
disampaikan tentang materi edukasi pembentukan kebiasaan sehat sejak dini yang
dilakukan, yakni cuci tangan sebelum makan, menggunakan hand sanitizer untuk
membunuh kuman di tangan sebelum makan di saat tidak ada air mengalir dan
sabun, serta ajakan untuk menjaga kebersihan agar kebiasaan sehat tertanam
sejak dini.
Harapan kita adalah “jadikan mencuci tangan sebagai kebiasaan
rutin” dengan demikian kita harus menyadari betapa pentingnya
mencuci tangan. Pemerintah juga harus lebih giat dalam mempromosikan
cuci tangan pakai sabun sehingga tubuh kesadaran masyarakat akan pentingnya
perilaku cuci tangan pakai sabun. Pemerintah juga harus sering melakukan
promisi kesehatan di daerah- daerah yang dapat
dilakukan di tempat-tempat umum terbuka yang dapat dengan mudah dijangkau
masyarakat terutama anak sekolah. Lapangan kabupaten/ kota, lapangan disekitar
lingkungan sekolah.
No comments:
Post a Comment