Saturday, February 25, 2017

PENGERTIAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

Pendidikan merupakan sesuatu yang mengajarkan kita arti tentang pentingnya berinteraksi, toleransi, dan memahami. Pendidikanlah yang mengajarkan tentang bagaimana hidup berdampingan dengan kebudayaan yang berbeda, yaitu pendidikan multikultural. Paulo Freire dalam pedagogy of the oppressed, sebagaimana dikutip oleh M. Yunus Firdaus dalam buku: Pendidikan Berbasis Realitas Sosial (2005), Freire mengatakan bahwa pendidikan harus mampu menciptakan harmonisme sosial dalam sebuah kehidupan masyarakat yang beragam secara kultur. Sebab pendidikan bukanlah “menara gading” yang harus menjauhi hiruk-pikuk kehidupan sosial. Apalagi di negara Indonesia yang rentan terjadi konflik. Karena itu, pendidikan berbasis multikulturalisme sudah saatnya dijadikan sebagai paradigma atau pijakan dalam sistem pendidikan Indonesia.. Salah satu cara untuk mewujudkan pendidikan Indonesia yang berkarakter yaitu dengan menerapkan pendidikan kepribadian dan diintegritaskan dengan pendidikan multikultural1 [1]
Dalam hal ini, guru sangat berperan penting dalam menumbuhkan sensitivitas anti deskriminasi terhadap multikultural di kelas. Sehingga guru dituntut memiliki dan mengetahui nilai-nilai multikultural. Pengetahuan seperti ini dapat didapat dengan belajar sendiri maupun pelatihan khusus oleh sekolah yang bersangkutan. Maka diperlukan strategi dalam implementasi pendidikan multikultural. diantaranya dapat dibahas dengan pendekatan pedagogik[2]. Pendekatan ini digunakan untuk mengetahui bagaimana cara mengasuh peserta dididk melalui pendidikan multikultural. sedangkan untuk model-model strateginya dapat disadur dari Journal of Teacher Education, yaitu Issues Excange Activity (Marshall 1995), ABC’s models (XU, 2000), The Cultural Imersion Procet (Wrest, 1998), dan Service Learning (Barton, 1999).[3]
Akan tetapi masih ada saja guru yang kurang memahami karakteristik siswanya, seperti dalam hal pembelajaran atau sikap dan sifatnya. Karena mirisnya guru yang dapat menggabungkan antara pelajaran dengan pendidikan multikultur didalam kelas hanya beberapa, karna guru tidak mau mengubah silabus atau materi yang sudah ada, maka mayoritas guru yang mengajarkan atau menyinggung tentang pendidikan multikultur hanya guru-guru yang ada di bidangnya saja, seperti contohnya guru kewarganegaraan. Padahal pendidikan multikultur ini dapat dimasukan dalam pelajaran lain seperti contohnya pelajaran matematika, motif batik terdapat garis goemetri, lalu pelajaran seni dengan praktik menyanyi tidak harus lagu wajib Indonesia, namun bisa ditambahkan dengan menyanyikan lagu daerah di Indonesia, dan masih banyak lagi contohnya. Hal ini dipandang penting untuk proses output dari sekolah untuk menciptakan peserta didik yang tidak hanya unggul dalam materi pembelajaran yang ada disekolah saja namun memiliki sikap saling menghormati, menghargai, adanya rasa kasih sayang, toleransi dan kebersamaan, memiliki sikap sopan santun terhadap sesama, dan menahami arti perbedaan dan keanekaragaman budaya.
Dengan tetap menjaga nilai budaya dari leluhur, diharapkan guru mampu mengembangkan strategi pembelajaran di dalam kelas, agar peserta didik mampu memahami perbedaan kultur budaya yang terdapat di lingkungannya. Dalam konteks yang luas, pendidikan multikultural mencoba membantu menyatukan bangsa secara demokratis, dengan menekankan pada perspektif pluralitas masyarakat di berbagai bangsa, etnik, kelompok budaya yang berbeda. Dengan demikian guru dikondisikan untuk mencerminkan praktik dari nilai-nilai demokrasi. Banyaknya model strategi pembelajaran multikultural dalam kelas dapat mempermudah peserta didik untuk menerima pendidikan multikultur dengan baik. Dan agar peserta didik dapat memahami aneka kelompok budaya yang berbeda dalam masyarakat, bahasa, dan dialek. Dan lebih jauh lagi peserta didik diharapkan lebih senang bergaul tanpa harus memandang latar belakang kultur dan menunjung tinggi nilai-nilai kerja.



[1] Firdaus M. Yunus, Pendidikan Berbasis Realitas Sosial (Paulo Freire dan Y.B. Mangun). Yogyakarta: IRCiSod, 2005.  
[2] Aly, Abdullah. "Pendidikan Multikultural" paper presented at Seminar Pendidikan Multikultural Sebagai seni mengolah Keragaman, Universitas Muhammadiyah Surakarta, January 8, 2005.  
[3] Mendatu, Achmanto. Strategi Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Melaksanakan Pendidikan Multikultural.http://www.academia.edu/534/  

No comments:

Post a Comment