Etika Media Massa dalam Proses Komunikasi Politik
Sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dalam aktivitas sosialisasi politik, media massa
menempati posisi yang sangat penting. Komunikasi politik tidak selamanya santun
dan beretika. Hal ini juga sangat dipengaruhi oleh sejauhmana sikap dan
perilaku dari media massa itu sendiri. Pertanyaan awal, mengapa komunikasi
massa mesti beretika? Komunikasi massa, berbeda dengan komunikasi yang lain.
Dengan tingkat keluasan penerima pesan, komunikasi massa sangat rentan terhadap
efek yang ditumbulkan. Setiap propesi memiliki etikanya masingmasing. Guru ada
etikanya, seorang pengacara ada etikanya, di dunia perbankkan juga sama, di
dunia hiburan, hingga persoalan agama ada etikanya. Di dunia kedokteran
misalnya, dikenal juga dengan etika kedokteran. Jika seorang dokter melanggar
kode etik atau melakukan kesalahan dalam pemeriksaan atau penanganan pasien,
maka yang dirugikan hanya pasien dan atau dengan keluarganya. Apa yang terjadi
jika yang dilanggar itu adalah kode etik media massa. Melakukan komunikasi
dengan tanpa etika berarti telah me ngorbankan massa, bukan orang per orang
lagi. Semakin luas massa dari sebuah media massa, semakin banyak pula korban
dari pelanggaran etika komunikasimassa. Itulah mengapa etika menjadi sangat
penting dalam melakukan proses komunikasi massa. Berbagai reaksi massa yang
terjadi atas kehadiran media tertentu atau perlawanan terhadap sebuah pesan
politik tertentu, menunjukan bahwa massa telah tersinggung oleh media-media
tertentu yang telah melakukan pelanggaran etika. Masih banyak konten media yang
mendapat perlawanan dari publik namun tidak direspos. Persoalan lain adalah
ketika reaksiitu hanya dipandang sebelah mata dan tidak diindahkan oleh
pihakmedia sebagaikomunikator. Etika
disinitenggelamdalamlembaranuangdanlogamlogam receh yang dianggap lebih menguntungkan
ketika secara kuantitatif pesan (yang diprotes) tersebut di atas rata-rata,
sehingga banyak pengiklan yang tertarik. Dalamsetiap aktivitas politik
apapun,saat ini, media massa menjadisalah satu faktorsangat penting dalam
penyebaran pesan kepada publik, para aktor politik akan selalu menyertakanmedia
massa dalamberbagai aspek. Sangat wajar halini dilakukan,sebab media massa
dapat mengunjungikomunikan (publik) dalamjumlah yang sagat besar yang tidak
mungkin dapat dijangkau oleh kegiatan politik secara langsung oleh fisik. Media
massa pada dasarnya memiliki dua dimensi yang saling berhadapan, yaitu
mengawasi penguasa danmelayanipublik. Sebabmediamassa memiliki beberapa fungsi
yang konstruktif untuk proses politik, seperti fungsi pengawasan, pencerahan
politik, danmenumbuhkan partisipasipublik. Fungsi-fungsi ini akan semakin
positif ketika media massa diposisikan sebagai mitra sejajar dalam berbagai
aktivitas politik. Hanya saja,satu hal yang perlu diperhatikan darimedia massa
yaitu aspek etika. Pada dasarnya setiap manusia memilikikebebasan
dalamberekspresi, berperilaku dan bertindak. Hak dasar ini kemudian
diejewantahkan manusia dalam berbagai kepentingandanpolitiktermasuk dalah satu
aspek kehidupan manusia yang mendapat perlindungan kebebasannya. Karenanya
sangat memungkinkan jika dalamaktivitas politik dan atau sosialisasipolitik
lewat media massa kemudian terjadi konflik dan persoalan-persoalanyang non
substantif. Dalam kondisi seperti inilah kemudian etika menjadisangat penting.
Persoalannya bukan berawal dari menghindari konflik di tingkat publik, tetapi
pada dasarnya bahwa media massa, ketika bergumul dalam sebuah aktivitas
politik, berarti dia berfungsi sebagai media pendidikan politik. Di tengah
berbagai kepentingan dan perbedaan pilihan politik, media massa hadir menjadi
penyalur pesan-pesan politik yang konstruk-tif danmencerahkan. Orang yang
bertugas menjaga etika dalam proses komunikasi massa tentu bukan hanya pihak
medianya sendiri, tetapi pihak-pihak (politisi) yang berkepentingan dengan media
massa tersebut. Sebagaisumber berita, para pelaku politik tentu dituntut untuk
menjaga etika dalam proses penyampaian pesan, baik verbal maupun non verbal.
No comments:
Post a Comment