Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Prosedur PTK ada empat kegiatan yang merupakan suatu siklus kegiatan. Empat kegiatan dideskripsikan berikut ini:
a. Penyusunan Rencana
Rencana tindakan merupakan tindakan yang tersusun yang harus prospektif dan memandang ke depan. Rencana itu harus mengakui bahwa semua tindakan sosial dalam batas tertentu dapat diramalkan. Rencana harus cukup fleksibel untuk dapat diadaptasikan dengan pengaruh yang dapat diduga dan kendala yang sebelumnya belum terlihat. Tindakan harus mempertimbangkan resiko yang ada dalam perubahan sosial dan tindakan yang dipilih hendaknya memungkinkan peserta untuk bertindak secara lebih efektif dalam berbagai keadaan. Tindakan itu hendaknya: (a) membantu para praktisi untuk mengatasi kendala yang ada dan memberikan kewenangan untuk bertindak secara lebih tepat guna dalam situasi terkait dan lebih berhasil guna sebagai pendidik, pelaksana, atau pimpinan, (b) membantu para praktisi menyadari potensi baru mereka untuk melakukan tindakan guna menngkatkan kualitas kerja mereka.
Rencana tindakan merupakan tindakan yang tersusun yang harus prospektif dan memandang ke depan. Rencana itu harus mengakui bahwa semua tindakan sosial dalam batas tertentu dapat diramalkan. Rencana harus cukup fleksibel untuk dapat diadaptasikan dengan pengaruh yang dapat diduga dan kendala yang sebelumnya belum terlihat. Tindakan harus mempertimbangkan resiko yang ada dalam perubahan sosial dan tindakan yang dipilih hendaknya memungkinkan peserta untuk bertindak secara lebih efektif dalam berbagai keadaan. Tindakan itu hendaknya: (a) membantu para praktisi untuk mengatasi kendala yang ada dan memberikan kewenangan untuk bertindak secara lebih tepat guna dalam situasi terkait dan lebih berhasil guna sebagai pendidik, pelaksana, atau pimpinan, (b) membantu para praktisi menyadari potensi baru mereka untuk melakukan tindakan guna menngkatkan kualitas kerja mereka.
2. Tindakan
Tindakan adalah sesuatu yang harus dilakukan secara
sadar dan terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan
bijaksana. Praktik di sini merupakan gagasan dalam tindakan yang digunakan
sebagai pijakan bagi pengembangan tindakan-tindakan berikutnya,
yaitu tindakan yang disertai niat untuk memperbaiki keadaan. Tindakan
dituntun oleh perencanaan sebelumnya. Tindakan masih bersifat fleksibel
dan siap diubah sesuai dengan keadaan yang ada. Hendaknya selalu diingat
bahwa tindakan itu terkait dengan praktik sebelumnya.
3. Observasi
Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh
tindakan terkait. Observasi berorientasi ke masa yang akan datang dan
memberikan dasar bagi refleksi sekarang. Observasi harus dilakukan secara
cermat dan direncanakan, sehingga akan ada dasar dokumenter untuk refleksi
berikutnya. Observasi bersifat responsif dan terbuka pandangan dan
pikirannya. Peneliti dalam PTK perlu mengobservasi proses pelaksanaan
tindakannya, pengaruh tindakan, keadaan dan kendala tindakan, cara keadaan
dan kendala tersebut menghambat atau mempermudah tindakan yang telah
direncanakan dan pengaruhnya, serta persoalan lain yang timbul. Observasi
harus dapat memberikan andil pada perbaikan praktik melalui pemahaman yang
lebih baik dan tindakan yang secara lebih kritis difikirkan.
4. Refleksi
Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu
tindakan persis yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami
proses, masalah, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategik. Refleksi
mempertimbangkan ragam perspektif yang mungkin ada dalam sutiasi sosial,
dan memahami persoalan dan keadaan tempat timbulnya persoalan
itu. Refleksi dilaksanakan dengan dibantu oleh para peserta tindakan.
Melalui refleksi akan sampai pada rekonstruksi makna situasi dan
memberikan dasar perbaikan rencana. Refleksi memiliki aspek evaluatif,
karena refleksi meminta peneliti untuk menimbang-nimbang pengalamannya untuk
menilai apakah pengaruh memang diinginkan, dan memberikan saranp-saran
tentang cara-cara untuk meneruskan tindakan.
No comments:
Post a Comment