Thursday, November 1, 2018

Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas PTK


Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas PTK
Dari beberapa definisi tentang PTK, dapat disimpulkan tiga karakteristik PTK, yaitu:
a. Inkuiri

Penelitian tindakan kelas berangkat dari permasalahan pembelajaran riil dan praktis yang sehari-hari dihadapi oleh pendidik dan peserta didik. PTK bersifat practice driven dan action driven dalam arti bahwa PTK bertujuan memperbaiki secara lansgung di sini dan sekarang  sehinga dinamakan juga penelitian praktis (pracrical inquiry). Ini berarti bahwa PTK memusatkan perhatian pada permasalahan yang spesifik, kontekstual sehingga tidak terlalu menghiraukan kerepresentifan sampel, karena berbeda dengan penelitian formal - tujuan PTK bukanlah menemukan pengetahuan baru yang dapat diberlakukan secara meluas. PTK menerapkan metodologi yang bersifat longgar dalam arti tidak memperhatikan pembakuan instrumen, namun demikian, di fihak lain, PTK sebagai kajian yang taat kaiah, pengumpualn data tetap dilakukan dengan menekankan objektivitas dan memegang teguh imparsialitas sebagai acuan dalam analisis serta interpretasi data.



b. Reflektif
Penelitian tindakan kelas memiliki ciri khusus, yaitu sikap reflektif yang berkelanjutan. Langkahlangkah dalam kegiatan reflektif adalah (a) mengumpulkan catatan-catatan yang telah dibuat oleh peserta PTK, seperti catatan lapangan, transkrip wawancara, pernyataan tertulis dari peserta, atau dokumen resmi; (b) menjelaskan dasar reflektif catatan-catatan ini, dan (c) pernyataan dapat ditransformasi menjadi pertanyaan, dan sederet alternatfif yang mungkin dapat dilaksanakan, yang beberapa penafsiran tertentu telah terfikirkan sebelumnya.
c. Kolaboratif

Upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat dilakukan sendiri oleh pendidik, tetapi ia harus berkolaborasi dengan pendidik lain. Peneliti dalam PTK hendaknya selalu diingat bahwa dia adalah bagian dari situasi yang diteliti, dia bukan hanya pengamat, tetapi juga terlibat langsung dalam proses situasi tersebut. Kolaborasi di antara keanggotaan situasi itulah yang memungkinkan proses itu berlangsung. Koraborasi yang dimaksud di sini adalah sudut pandang setiap orang akan dianggap memberikan andil pada pemahaman, tidak ada sudut pandang seseorang yang akan dipakai sebagai pemahaman tuntas dan mumpuni dibandingkan dengan sudut-sudut pandang yang lain. Untuk menjami adanya kolaborasi penelitian, dalam PTK hendaknya memulai pekerjaannya dengan mengumpulkan sejumlah sudut pandang, dan sederet sudut pandang itulah yang memberikan struktur dan makna awal pada situasi yang diteliti, namun perlu diingat bahwa bekerja secara kolaboratif tidak berarti memadukan semua sudut pandang ini untuk mencapai kesepakatan melalui evaluasi, sebaliknya ragam sudutpandang itulah yang menjadikan sumber daya yang kaya, dan dengan menggunakan sumber daya inilah, analisis peneliti dapat mulai bisa bergeser keluar dari titik awal yang tak terhindarkan menuju gagasan-gagasan yang telah secara antarpribadi dinegosiasikan. Jadi, sudut pandang siapa pun, termasuk sudut pandang siswa harus dipikirkan secara serius. Hubungan kolaboratif dan objektivitas digambarkan: (a) proses kolaboratif berfungsi sebagai tantangan terhadap keobjetivan seseorang, (b) proses kolaboratif melibatkan pemeriksaan terhadap antardata yang disediakan oleh berbagai orang yang terlibat dalam penelitian, (c) keluaran proses kolaboratif adalah sederet analisis yang didasari hubungan yang melekat dan diperlukan, baik logis maupun empiris, dan (d) keluaran proses kolaboratif adalah usulan praktis.


No comments:

Post a Comment