Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi belajar
Menurut Ibnu Khaldun seperti yang dikutip Abdul Majid, belajar merupakan suatu proses
mentransformasikan nilai-nilai yang diperoleh dari pengalaman untuk dapat mempertahankan eksistensi manusia
dalam peradaban
masyarakat. Menurut Dimyati dan Mudjiono unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi
belajar adalah sebagai berikut:
a. Faktor Individual
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil. Siswa ini lebih menyukai
tugas yang menantang dan berusaha mencari kesempatan untuk memuaskan rasa ingin tahunya.
Sebaliknya, siswa dengan persepsi diri yang rendah, lebih menyukai tugas-tugas yang mudah dan
sangat tergantung pada pengarahan guru. Yang termasuk faktor individual yang
mempengaruhi motivasi
belajar siswa, antara lain: cita-cita, kemampuan siswa,
kondisi siswa.
b. Faktor Situasional
Besar kecilnya kelas berpengaruh terhadap pembentukan ragam motivasi siswa. Kelas
yang besar cenderung bersifat formal, penuh persaingan dan kontrol dari guru. Dengan setting seperti ini maka setiap siswa cenderung
menekankan pentingnya kemampuan bukan pada penguasaan bahan pelajaran. Motivasi belajar seseoran akan
tercermin pada perilaku. Ada beberapa ciri yang menjadi indikator orang yang
memiliki motivasi belajar yang tinggi.
Individu yang motif belajar tinggi akan menampakkan tingkah laku dengan ciri-ciri
menyenangkan pekerjaan-pekerjaan yang menuntut
tangung jawab pribadi, memilih pekerjaan yang resikonya sedang (moderat), mempunyai
dorongan sebagai umpan balik (feed back)
tentang perbuatannya dan berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara kreatif. Begitu
juga dengan lingkungan siswa berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan
dapat mempengaruhi motivasi belajar
siswa.
Dapat disimpulkan bahwa terdapat empat buah karakteristik yang
membedakan antara seseorang yang motivasi belajarnya rendah dengan orang yang yang motivasi belajarnya
tinggi. Motivasi belajar siswa akan terlihat pada sikap perilaku
pada kehidupan sehari-hari
antara lain dapat dijabarkan bagaimana keaktifannya dalam belajar untuk mencapai prestasi, dalam menyelesaikan tugas,
pemanfaatan waktu luang dan waktu libur serta bagaimana ia bersikap untuk mengatasi hambatan belajar. Pembelajaran pada hakekatnya
adalah interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi
perubahan perilaku ke arah
yang lebih baik.
Ciri-ciri orang yang memiliki motivitasi tinggi, akhirnya dapat dinyatakan bahwa
individu akan mempunyai motivasi belajar tinggi akan mempersepsikan bahwa keberhasilan adalah merupakan akibat dari kemauan dan
usaha. Sedangkan individu yang memiliki motivasi belajar rendah akan menpersepsikan bahwa kegagalan adalah sebagai akibat
kurangnya kemampuan dan tidak melihat usaha sebagai penentuan keberhasilan. Seberapa kuat motivasi yangdimiliki
individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik
dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya, (prestasi) seseorang.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah kesanggupan untuk
melakukan kegiatan belajar didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya ataupun yang datang dari luar.
Hakekat pembelajaran dapat didefinisikan sebagi sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau
didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran
secara efektif dan efisien.
No comments:
Post a Comment