PERKEMBANGAN PERHATIAN TERHADAP PEMBANGUNAN
EKONOMI
Pembangunan ekonomi bukanlah sebuah topik baru dalam ilmu ekonomi
karena studi tentang pembangunan ekonomi telah menarik perhatian para
ekonom sejak zaman Merkantilis, Klasik, sampai Marx dan Keynes. Bapak
ilmu ekonomi, Adam Smith misalnya, telah menyinggung berbagai aspek
tentang pembangunan ekonomi dalam karya fenomenalnya yang berjudul The
Wealth of Nations (1776). Oleh karena itu, tidaklah tepat kalau kita
menganggap bahwa ekonomi pembangunan merupakan suatu bidang analisis
yang relatif baru dalam ilmu ekonomi. Akan lebih tepat jika kita mengatakan
bahwa analisis-analisis tentang masalah pembangunan yang dilakukan oleh
para ekonom sekarang ini merupakan suatu “kebangkitan kembali” untuk
memperhatikan masalah-masalah yang dianalisis oleh para ekonom
terdahulu.
Masa “kebangkitan kembali” terhadap masalah-masalah pembangunan
ekonomi ini dimulai sejak berakhirnya Perang Dunia Kedua (PD II) karena
setelah zaman Adam Smith sampai PD II perhatian terhadap masalah
pembangunan ekonomi sangatlah kurang. Kurangnya perhatian terhadap
masalah pembangunan ekonomi disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain pertama, pada masa sebelum PD II sebagian besar negara-negara sedang
berkembang (NSB) masih merupakan negara jajahan. Para penjajah merasa
tidak perlu untuk memikirkan secara serius mengenai masalah pembangunan
di negara jajahan mereka. Tujuan mereka mencari negara-negara jajahan
adalah hanya untuk menciptakan keuntungan bagi mereka, bukan untuk
meningkatkan tingkat kesejahteraan negara-negara jajahannya tersebut.
Kedua, kurangnya usaha dan perhatian dari para pemimpin masyarakat
negara-negara jajahan untuk membahas masalah-masalah pembangunan
ekonomi. Pada saat itu, mereka hanya memikirkan tentang bagaimana
caranya untuk meraih kemerdekaan dari belenggu tirani penjajah.
Menurut
mereka, pembangunan ekonomi hanya bisa dilakukan jika penjajahan telah berakhir. Ketiga, di lingkungan para ekonom sendiri, penelitian dan analisis
mengenai masalah pembangunan ekonomi masih terbatas. Para ekonom
Barat pada masa itu lebih memusatkan perhatian pada bagaimana mengatasi
masalah-masalah ekonomi jangka pendek, seperti kemelesetan ekonomi dan
pengangguran karena selama tiga dekade awal abad ke-20, masalah depresi
(malaise) dan pengangguran merupakan masalah utama yang dihadapi dunia.
Namun, kini setelah PD II berakhir perhatian terhadap masalah
pembangunan ekonomi tumbuh dengan pesat. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor: Pertama, berkembangnya cita-cita negara-negara yang baru
merdeka untuk dapat mengejar ketertinggalan mereka dalam bidang ekonomi
dari negara-negara maju. Negara-negara yang baru merdeka relatif miskin
dan juga mengalami masalah kependudukan yang kronis. Oleh karena itu,
pembangunan ekonomi merupakan sesuatu hal yang sangat mendesak untuk
segera dilakukan dalam rangka menanggulangi masalah pengangguran dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kedua, berkembangnya perhatian negara-negara maju terhadap usaha
pembangunan (khususnya pembangunan ekonomi) di NSB. Fenomena ini
didorong oleh rasa kemanusiaan negara-negara maju untuk membantu NSB
dalam mengakselerasi laju pembangunan ekonomi mereka agar dapat
mengejar ketertinggalan mereka dari negara-negara maju. Selain itu, ada juga
pertimbangan lain yaitu untuk mendapat dukungan dalam perang ideologi
antara Blok Barat dengan Blok Timur pada masa itu.
Bantuan dari negara-negara maju tersebut sifatnya bermacam-macam,
misalnya hibah (grant), yang berarti NSB yang menerimanya tidak perlu
membayar kembali bantuan tersebut. Bantuan tersebut bentuknya, antara lain
dapat berupa bantuan teknik dan tenaga ahli, bantuan bahan makanan, obatobatan
ataupun bantuan untuk melakukan studi kelayakan suatu proyek.
Bantuan lainnya biasanya berupa pinjaman (loan) dengan syarat-syarat yang
jauh lebih mudah dengan tingkat bunga yang relatif lebih ringan
dibandingkan dengan pinjaman komersial biasa.
No comments:
Post a Comment