Thursday, November 1, 2018


Strategi Pembelajaran Kooperatif Model STAD serta Motivasi Belajar dalam Meningkatkan Prestasi Belajar SKI

Strategi pembelajaran kooperatif lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa dalam mengembangkan kreatifitas berfikir, sehingga siswa termotivasi untuk belajar lebih giat yang akhirnya prestasi belajar akan meningkat. Strategi pembelajaran model STAD (Student Team Achievement Division), para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri dari empat orang yang berbeda dari tingkat kemampuannya, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memestikan bahwa semua anggota tim telah menguasai materi pelajaran. STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru.   Semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri dan tidak boleh saling membantu. Tanggung jawab individual seperti memotivasi siswa untuk memberi penjelasan dengan baik satu sama lain, karena satu-satunya cara bagi tim untuk berhasil adalah dengan membuat semua anggota tim menguasai informasi atau kemampuan yang diajarkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Begitu juga dengan motivasi belajar yang merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Siswa dalam belajar mempunyai dorongan atau keinginan untuk memperoleh hasil yang baik. Dorongan atau keinginan tersebut dinamakan motivasi. Motivasi dapat dipahami sebagai suatu variabel penyelang yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu di dalam organisme, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku menuju suatu sasaran.

Motivasi siswa yang timbul dari dalam diri siswa disebut intrinsik, sedangkan motivasi dari luar diri siswa disebut ekstrinsik. Pada hakekatnya motivasi belajar siswa dibedakan menjadi motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah. Prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya motivasi. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi mempunyai kecenderungan prestasi belajarnya tinggi, begitu juga sebaliknya. Siswa yang memiliki motivasi tinggi mempunyai keinginan yang kuat untuk memiliki pengetahuan yang banyak, ingin berprestasi lebih baik, adanya kepuasan dalam belajar, memiliki rasa tanggung jawab dan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi. Siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, cenderung menerima apa adanya, mudah menyerah, tidak percaya diri dan tidak memiliki pendirian dan keyakinan yang kuat, tidak berani mengambil resiko, dan tidak tegas dalam mengambil keputusan.

Dengan pola pemikiran semacam ini siswa tidak terbiasa berfikir untuk menemukan banyak alternatif dalam memahami setiap persoalan yang dihadapi, rasa ingin tahu rendah, sehingga satu alternatif yang dianggap benar diterapkan dalam memahami suatu permasalahan dan cara pemecahannya ternyata tidak berhasil maka siswa menjadi kurang percaya diri. Kondisi demikian akan menurunkan minat belajar siswa yang pada akhirnya hasil belajarnya yang dicapai tidak memuaskan. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa prestasi belajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dapat ditingkatkan melalui penerapan strategi pembelajaran kooperatif model STAD serta dengan adanya motivasi belajar siswa.



No comments:

Post a Comment