Strategi Pembelajaran Kooperatif Model STAD serta Motivasi Belajar dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar SKI
Strategi pembelajaran kooperatif lebih banyak memberikan
kesempatan kepada
siswa dalam mengembangkan kreatifitas berfikir, sehingga siswa termotivasi untuk belajar
lebih giat yang akhirnya prestasi belajar akan
meningkat. Strategi pembelajaran model STAD (Student Team
Achievement Division), para siswa dibagi dalam
tim belajar yang terdiri dari empat orang yang berbeda dari tingkat kemampuannya, jenis kelamin, dan latar
belakang etniknya.
Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memestikan bahwa semua
anggota tim telah menguasai materi pelajaran. STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu
sama lain untuk
menguasai keterampilan yang diajarkan guru. Semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara
sendiri-sendiri dan
tidak boleh saling membantu. Tanggung jawab individual seperti memotivasi siswa untuk
memberi penjelasan dengan baik satu sama lain,
karena satu-satunya cara bagi tim untuk berhasil adalah dengan
membuat semua
anggota tim menguasai informasi atau kemampuan yang diajarkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Begitu juga dengan motivasi
belajar yang merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Siswa dalam
belajar mempunyai
dorongan atau keinginan untuk memperoleh hasil yang baik. Dorongan atau keinginan
tersebut dinamakan motivasi. Motivasi dapat dipahami sebagai suatu variabel penyelang yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor
tertentu di dalam organisme, yang membangkitkan,
mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku menuju
suatu sasaran.
Motivasi siswa yang timbul dari dalam diri siswa disebut
intrinsik, sedangkan
motivasi dari luar diri siswa disebut ekstrinsik. Pada hakekatnya motivasi belajar siswa
dibedakan menjadi motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah. Prestasi
belajar siswa sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya motivasi. Siswa yang
memiliki motivasi belajar tinggi mempunyai kecenderungan prestasi belajarnya tinggi, begitu juga sebaliknya.
Siswa yang memiliki
motivasi tinggi mempunyai keinginan yang kuat untuk memiliki pengetahuan yang banyak,
ingin berprestasi lebih baik, adanya kepuasan dalam belajar, memiliki rasa
tanggung jawab dan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi. Siswa yang memiliki
motivasi belajar rendah, cenderung menerima apa adanya, mudah menyerah, tidak percaya diri dan tidak memiliki
pendirian dan
keyakinan yang kuat, tidak berani mengambil resiko, dan tidak tegas dalam mengambil keputusan.
Dengan pola pemikiran semacam ini siswa tidak terbiasa berfikir
untuk menemukan
banyak alternatif dalam memahami setiap persoalan yang dihadapi, rasa ingin tahu
rendah, sehingga satu alternatif yang dianggap benar diterapkan dalam memahami
suatu permasalahan dan cara pemecahannya ternyata tidak berhasil maka siswa menjadi kurang percaya diri.
Kondisi demikian akan menurunkan minat belajar siswa yang pada akhirnya
hasil belajarnya
yang dicapai tidak memuaskan. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa prestasi belajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dapat ditingkatkan melalui
penerapan strategi pembelajaran
kooperatif model STAD serta dengan adanya motivasi belajar siswa.
No comments:
Post a Comment