Thursday, November 1, 2018

Konsep dasar Penelitian Tundakan Kelas Menurut Sanford Elliot Kemis dan Taggart Tim Pelatih Proyek PGSM


Konsep dasar Penelitian Tundakan Kelas
Beberapa definisi penelitian tindakan kelas seperti di bawah ini:
a. Sanford (1970) & Kemmis (1993) dalam I Gede Harja Subrata:
Penelitian tindakan sebagai sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang dan bersifat reflektif mandiri, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi.

b. Elliot (1982) dalam Suwarsih Madya:
Penelitian tindakan adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan  kualitas tindakan di dalamnya. Seluruh prosesnya--ditelaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh—menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dan perkembangan professional.
c. Kemis dan Taggart (1988) dalam Suwarsih Madya:
Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka, serta pemahaman mereka terhadap praktik-praktik itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktik tersebut.
d. Tim Pelatih Proyek PGSM menyimpulkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai berikut:
Secara singkat PTK dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang besifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakantindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakantindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi di mana praktik-praktik pembelajaran tersebut dilakukan. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, PTK dilaksanakan berupa proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahap: MERENCANAKAN --- MELAKUKAN TINDAKAN --- MENGAMATI MEREFLEKSI.
Setelah dilakukan refleksi atau perenungan yang mencakup analisis, sistesis dan penilaian terhadap hasil terhadap proses serta hasil tindakan tadi, biasanya muncul permasalahan atau pemikiran baru yang perlu mendapat perhatian, sehingga pada gilirannya perlu dilakukan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang, serta diikuti pula dengan refleksi ulang. Demikianlah tahap-tahaop ini diikuti berulang-ulang, sampai suatu permasalahan dianggap teratasi, untuk kemudian – biasanya – diikuti oleh kemunculan permasalahan lain yang juga harus diperlalukan serupa. Keempat fase dari suatu siklus dalam sebuah PTK biasanya digambarkan dengan sebuah spriral PTK seperti berikut ini:


No comments:

Post a Comment