Konsep dasar Penelitian Tundakan Kelas
Beberapa definisi penelitian tindakan kelas seperti di
bawah ini:
a. Sanford (1970) & Kemmis (1993) dalam I Gede Harja
Subrata:
Penelitian tindakan sebagai sebuah proses investigasi
terkendali yang berdaur ulang dan bersifat reflektif mandiri, yang memiliki tujuan untuk melakukan
perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau
situasi.
b. Elliot (1982) dalam Suwarsih Madya:
Penelitian tindakan adalah kajian tentang situasi sosial
dengan maksud untuk meningkatkan kualitas
tindakan di dalamnya. Seluruh prosesnya--ditelaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, dan pengaruh—menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi
diri dan perkembangan professional.
c. Kemis dan Taggart (1988) dalam Suwarsih Madya:
Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian
reflektif diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi
sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik
sosial mereka, serta pemahaman mereka terhadap praktik-praktik itu dan terhadap
situasi tempat dilakukan praktik-praktik tersebut.
d. Tim Pelatih Proyek PGSM menyimpulkan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) sebagai berikut:
Secara singkat PTK dapat
didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang besifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari
tindakantindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman
terhadap tindakantindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi di mana
praktik-praktik pembelajaran tersebut dilakukan. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan
tersebut, PTK dilaksanakan berupa proses pengkajian berdaur yang terdiri dari
empat tahap: MERENCANAKAN --- MELAKUKAN TINDAKAN --- MENGAMATI MEREFLEKSI.
Setelah dilakukan refleksi atau perenungan yang mencakup analisis, sistesis dan
penilaian terhadap hasil terhadap proses serta hasil tindakan tadi, biasanya muncul
permasalahan atau pemikiran baru yang perlu mendapat perhatian, sehingga pada gilirannya perlu
dilakukan perencanaan ulang, tindakan ulang,
dan pengamatan ulang, serta diikuti pula dengan refleksi ulang. Demikianlah tahap-tahaop ini diikuti berulang-ulang, sampai suatu permasalahan dianggap teratasi, untuk kemudian – biasanya – diikuti oleh kemunculan
permasalahan lain yang juga harus diperlalukan serupa. Keempat fase dari suatu siklus dalam
sebuah PTK biasanya digambarkan dengan sebuah spriral PTK seperti berikut ini:
No comments:
Post a Comment