Ranah Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajar. Menurut Gagne seperti yang dikutip Agus Suprijono menyatakan bahwa ranah hasil belajar terdiri dari 5
(lima) kategori,
yaitu: (1) informasi verbal, (2) keterampilan intelektual, (3) strategi kognitif, (4) sikap
dan keterampilan motoris.
Sementara dalam sistem pendidikan nasional menggunakan klasifikasi hasil belajar
dari Benjamin S. Bloom. Secara garis besar Benjamin S. Bloom dalam bukunya Taxonomy of Educational
Objectives seperti yang dikutip Anas Sudijono membagi hasil belajar menjadi
tiga jenis domain
(ranah), yaitu: ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain)
dan ranah psikomotorik (psychomotor domain).
1.
Ranah Kognitif (Cognitive
Domain)
Ranah kognitif merupakan salah satu ranah psikologis manusia yang meliputi setiap
perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan dan keyakinan. Jadi ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental
(otak). Ranah
kognitif ini meliputi keenam jenjang, yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis, dan penilaian. Keenam jenjang yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1)
Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan atau knowledge merupakan kemampuan seseorang untuk
mengingat-ingat kembali atau mengenali kembali apa saja yang telah dipelajari,
baik yang menyangkut nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk
menggunakannya.
Jadi jenjang berpikir ini menyangkut kemampuan mengetahui apa yang dipelajarinya tanpa untuk berfikir untuk
melakukan sesuatu yang diketahuinya tersebut.
2)
Pemahaman (comprehension)Pemahaman
atau comprehension merupakankemampuan seseorang untuk mengerti atau
memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Seorang peserta didik yang memahami
sesuatu apabila ia dapat menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.
sesuatu apabila ia dapat menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.
Dengan demikian, pemahaman merupakan kemampuan individu untuk menjelaskan
arti dari sesuatu yang telah diketahui sebelumnya dengan kalimatnya sendiri. Secara rinci ketiga ranah hasil belajar akan penulis jelaskan
sebagai berikut:
3)
Penerapan atau aplikasi
adalah kesanggupan seseorang untuk
menerapkan atau menggunakan ide-ide umum atau teori-teori dan sebagainya dalam situasi yang baru dan konkret.67Jadi penerapan merupakan kemampuan individu untuk menerapkan pengetahuan yang dimilikinya dari kegiatan belajar ke dalam kehidupan sehari-hari.
menerapkan atau menggunakan ide-ide umum atau teori-teori dan sebagainya dalam situasi yang baru dan konkret.67Jadi penerapan merupakan kemampuan individu untuk menerapkan pengetahuan yang dimilikinya dari kegiatan belajar ke dalam kehidupan sehari-hari.
4)
Analisis (analysis) Analisis adalah usaha memilah
suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya
dan atau susunannya.
Dengan dimilikinya kemampuan analisis ini, seseorang akan mampu menguraikan
sesuatu hal menjadi beberapa hal yang lebih detail sehingga mudah dipahami oleh seseorang yang diajak bicara.
5)
Sintesis adalah suatu proses
memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis sehingga menjelma menjadi sesuatu unsur yang berstruktur atau
berbentuk pola baru. Jadi sintesis merupakan kebalikan dari analisis.
6)
Penilaian (evaluation) Penilaian atau evaluasi merupakan
pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan,
gagasan, cara
bekerja, pemecahan, metode, atau materi. Dengan penilaian, individu akan mampu memberikan
pertimbangan tentang hal-hal yang berguna bagi dirinya maupun hal-hal yang tidak berguna bagi
dirinya.
2.
Ranah Afektif (affective
domain)
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap mental dan kesadaran siswa yang
diperoleh siswa melalui proses internalisasi yaitu proses menuju ke arah pertumbuhan
batiniah. Dalam kaitannya dengan hasil belajar, ranah afektif (sikap) dapat diungkapkan
sebagai kecenderungan
siswa untuk bertindak dengan cara tertentu. Menurut Nana Sudjana, beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil proses belajar
antara lain: 1) Recieving/attending
atau penerimaan, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang kepada siswa dalam
bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain. 2) Responding atau memberi respon jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. 3) Valuing atau penilaian, yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan
terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut. 4) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain,
pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.. 5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya yang di dalamnya termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya.72
Berdasarkan dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ranah afektif merupakan ranah prestasi belajar yang berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah ini meliputi: penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi dan karakteristik nilai.
bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain. 2) Responding atau memberi respon jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. 3) Valuing atau penilaian, yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan
terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut. 4) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain,
pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.. 5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya yang di dalamnya termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya.72
Berdasarkan dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ranah afektif merupakan ranah prestasi belajar yang berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah ini meliputi: penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi dan karakteristik nilai.
3.
Ranah Psikomotorik (psychomotor domain)
Sedangkan hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill)
dan kemampuan bertindak individu. Menurut Muhibbin Syah, kecakapan psikomotor adalah “Segala amal jasmaniah yang
konkrit dan mudah diamati, baik kuantitasnya maupun kualitasnya, karena sifatnya yang
terbuka”.
Jadi kecakapan psikomotor siswa merupakan manifestasi wawasan pengetahuan dan kesadaran serta
sikap mentalnya.
Menurut Nana Sudjana, ada 6 (enam) tingkatan keterampilan, yakni:
1) Gerakan refleks, yakni keterampilan pada gerakan yang tidak
sadar.
2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.
3) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual,
membedakan auditif, motoris dan lain-lain.
4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya: kekuatan, keharmonisan,
dan ketepatan.
5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana
sampai pada keterampilan
yang kompleks.
6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif
dan interpretatif.74 Dengan demikian, prestasi belajar meliputi 3 (tiga) ranah, yaitu ranah kognitif
(pengetahuan), ranah afektif (sikap), dan ranah
psikomotorik (keterampilan).
No comments:
Post a Comment