Kepemimpinan Transformasional
Ada banyak berbagai teori tentang
perilaku kepemimpinan, menurut Bass
(1985, dalam Natsir, 2004:2-3) mengemukakan bahwa “kepemimpinan
transformasional sebagai pengaruh pemimpin atau atasan terhadap bawahan. Para
bawahan merasakan adanya kepercayaan, kebanggaan, loyalitas dan rasa hormat
kepada atasan, dan mereka termotivasi untuk melakukan melebihi apa yang
diharapkan”. “Kepemimpinan transformasional harus dapat mengartikan dengan
jelas mengenai sebuah visi untuk organisasi, sehinggga para pengikutnya akan
menerima kredibilitas pemimpin tersebut” (Su-Yung Fu, 2000).
Burns
(1978, dikutip dalam Yukl, 1989) mengajukan sebuah teori kepemimpinan yaitu
kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan transformasional merupakan
kepemimpinan yang menekankan pada rasionalitas dan emosi dalam memotivasi
perilaku bawahan. Kepemimpinan transformasional tidak hanya mengatahui
kebutuhan bawahan, tetapi berusaha mengungkit kebutuhan dari tingkat yang
rendah ke kebutuhan yang lebih tinggi.
DuBrin
(2005:3) mengemukakan bahwa kepemimpinan itu adalah upaya mempengaruhi banyak
orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan, cara mempengaruhi orang dengan
petunjuk atau perintah, tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak atau
merespons dan menimbulkan perubahan positif, kekuatan dinamis penting yang
memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan,
kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan diantara bawahan
agar tujuan organisasional dapat tercapai.
Menurut Aviolo (1994, dalam Case, 2003), bahwa “fungsi utama dari seorang
pemimpin transformasional adalah
memberikan pelayanan sebagai katalisator dari perubahan (catalyst of
change), namun saat bersamaan sebagai seorang pengawas dari perubahan (a
controller of change)”. Case (2003), mengatakan “bahwa meskipun terdapat
beberapa perbedaan dalam mendefinisikan kepemimpinan transformasional, akan
tetapi secara umum mereka mengartikannya sebagai agen perubahan (an agent of
change)”.
Komariah
dan Triatna (2008:80) menyebutkan
bahwa kepemimpinan transformasional dapat dilihat secara mikro maupun makro.
Secara mikro kepemimpinan transformasional merupakan proses mempengaruhi antar
individu, sementara secara makro merupakan proses memobilisasi kekuatan untuk
mengubah sistem sosial dan mereformasi kelembagaan. Menurut Burns (Northouse
2007:176), kepemimpinan transformasional merupakan sebuah proses saling
menguatkan diantara para pemimpin dan pengikut ke tingkat moralitas dan
motivasi yang lebih tinggi. Kepemimpinan transformasional bukan hanya langsung
dan top-down (dari atas ke bawah), namun juga dapat diamati secara tidak
langsung, dari bawah ke atas (Bottom up), dan secara horizontal.
Pemimpin disini bukan hanya mereka yang berada pada level-manajerial tertinggi
didalam organisasi, tetapi juga mereka yang berada pada level formal dan
informal,tanpa memperhatikan posisi atau jabatan mereka.
Jadi, dari
beberapa teori yang menjelaskan definisi-defisini kepemimpinan transformasional
dapat diambil kesimpulan bahwa : “ kepemimpinan transformasional adalah proses
mempengaruhi antar individu yang saling menguatkan diantara pemimpin dan
pengikutnya dengan cara memotivasi agar melakukan yang lebih dari yang
diharapkan guna mencapai tujuan yang diinginkan”.
Berhasil
tidaknya suatu organisasi di tentukan oleh kepemimpinan, karena kedudukan
pemimpin sebagai penanggungjawab terhadap pelaksaan pekerjaan dalam sebuah
oraganisasi. Kesuksesan sebuah organisasi merupakan keberhasilan seorang
pemimpin mempengaruhi orang lain untuk menggerakan atau menjalankan visinya,
selain itu adanya koordinasi yang baik antara pimpinan dan bawahanya.
Kepemimpinan
transfomasioanl mempunyai kaitan erat dengan motivasi karena keberhasilan
seorang pemimpin dalam menggerakan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan , selain itu bagaimana
menciptakan motivasi untuk bawahnnya maupun pimpinan itu sendiri. Maka
kepemimpinan adalah aktivitas untuk
mempengaruhi pengikutnya guna mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan transformasional yaitu pemimpin
yang mencurahkan perhatianya kepada persoalan-persoalan yang dihadapi oleh
bawahanya dan kebutuhan pengembangan dari masing-masing pengikutnya dengan cara
memberikan semangat dan dorongan untuk mencapai tujuanya (Stephen P.Robbins,2007:473)
No comments:
Post a Comment