Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar
yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam SPK,
yaitu :
1. Adanya
peserta dalam kelompok
2. Adanya
aturan kelompok
3. Adanya
upaya belajar setiap anggota kelompok, dan
4. Adanya
tujuan yang harus dicapai.
Sedangkan ciri-ciri model pembelajaran
kooperatif adalah sebagai berikut :
1. Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan
materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang
berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin
anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta
memperhatikan kesetaraan jender.
3. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada
masing-masing individu.
Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan
komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar
berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan
menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan
peranan diri sendiri maupun teman lain.
Prosedur pembelajaran kooperatif.
1.
Penjelasan
Materi
Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian
pokok-pokok matri pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama
dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. Pada
tahap ini guru memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus
dikuasai selanjutanya siswa akan memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok
(tim). Pada tahap ini guru dapat menggunakan metode ceramah, curah pendapat,
dan tanya jawab, bahkan kalau perlu guru dapat menggunakan demonstrasi.
Disamping itu, guru juga dapat menggunakan berbagai media pembelajaran agar
proses penyampaian dapat lebih menarik siswa.
2. Belajar Kelompok
Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-pokok
materi pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya
masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya. Pengelompokan dalam SPK bersifat
heterogen. Selanjutanya, Anita Lie menjelaskan beberapa alasan lebih disukainya
pengelompokan heterogen. Pertma,kelompok heterogen memberikan
kesempatan untuk saling mengajar (peer toturing) dan saling
mendukung. Kedua, kelompok ini meningkatkan relasi dan
interaksi antar ras, agam, etnis, dan gender. Terakhir, kelompok heterogen
memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang yang berkemampuan
akademis tinggi, guru mendapatkan satu asisten untuk setiap kelompok. Melalui
pembelajaran tim siswa didorong untuk melakukan tukar-menukar (sharing) informasi
dan pendapat, mendiskusikan permasalahan secara bersama, membadingkan jawaban
mereka, dan mengoreksi hal-hal yang kurang tepat.
3. Penilaian
Penilian dalam SPK bisa dilakukan dengan tes atau kuis. Tes
atau kuis dilakukan baik secara individual maupun secara kelompok. Tes
individual nantinya akan memberikan informasi kemampuan setiap siswa dan tes
kelompok akan memberikan informasi kemampuan setiap kelompok. Hasil akhir
setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai setiap kelompok
memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah
niali bersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota
kelompok.
No comments:
Post a Comment