-
Pembelajaran interaktif merupakan
pendekatan belajar yang merujuk pada pandangan konstruktivis.
-
Model
pembelajaran interaktif merupakan proses yang memungkinkan para pembelajar
aktif melibatkan diri dalam keseluruhan proses, baik secara mental maupun
secara fisik.
-
Keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran merupakan faktor penting, kegiatan aktif ini
seharusnya tidaklah hanya berupa keterlibatan secara fisik belaka, tetapi
hal yang lebih utama adalah keterlibatan mental atau intelektual, khususnya
keterlibatan intelektual-emosional.
-
Pola interaksi optimal antara guru
dan siswa, antara siswa dan guru dan antara siswa dan siswa merupakan
komunikasi multiarah yang sesuai dengan konsep siswa aktif. Sebagaimana yang
dikehendaki para ahli dalam pendidikan modern, hal ini sulit terjadi pada
pelaksananannya karena pada umumnya interaksi hanya terjadi antar siswa pandai
dan guru. Agar siswa termotivasi dalam komunikasi multiarah, maka guru perlu
memilih strategi pembelajaran yang menyenangkan.
-
Pembelajaran dapat dikatakan
interaktif jika para siswa terlibat secara aktif dan positif baik mental maupun
fisik dalam keseluruhan proses kegiatan pembelajaran. Suparman (1997)
mengemukakan karakteristik pembelajaran interaktif yaitu :
a.
Terdapat variasi kegiatan baik
klasikal, kelompok maupun perorangan.
b.
Keterlibatan mental (pikiran dan
perasaan) siswa yang tinggi.
c.
Guru berperan sebagai fasilitator
belajar, nara sumber (resource person), manajer kelas yang demokratis.
d.
Menerapkan pola komunikasi banyak
arah.
e.
Suasana kelas yang fleksibel,
demokratis dan menantang dab tetap terkendali oleh tujuan yang telah
ditetapkan.
f.
Potensi dapat menghasilkan dampak
pembelajaran (inntructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect).
g. Dapat
digunakan didalam dan atau diluar kelas/ruangan.
B.
Strategi
Pembelajaran Empirik
-Pembelajaran empirik berorientasi pada kegiatan induktif, berpusat pada
peserta didik, dan berbasis aktivitas.
- Refleksi pribadi tentang pengalaman dan formulasiperencanaan menuju
penerapan pada konteks yang lain merupakan faktor kritisdalam pembelajaran
empirik yang efektif.Kelebihan dari startegi ini antara lain:
(1) meningkatkan
partisipasi peserta didik,
(2) meningkatkan
sifat kritis peserta didik,
(3) meningkatkan
analisis peserta didik, dapat menerapkan pembelajaran pada situasi yang lain. Sedangkan kekurangan dari strategi ini adalah
penekanan hanya pada proses bukan pada hasil, keamanan siswa, biaya yang mahal,
dan memerlukan waktu yang panjang.
-Instuksional adalah keseluruhan proses analisis
kebutuhan dan tujuan serta pengembangan teknik mengajar dan materi
pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan tersebut.Sistem perencanaan
pembelajaran pengembangan instruksional didasarkan pada perencanaan
pembelajaran empiris dan sistem yang telah teruji.
C. Strategi Pembelajaran
Mandiri
-
Pembelajaran mandiri adalah suatu proses belajar yang mengajak siswa
melakukan tindakan mandiri yang melibatkan terkadang satu orang, biasanya satu
kelompok. Tindakan mandiri ini dirancang untuk menghubungkan pengetahuan
akademik dengan kehidupan sehari-hari secara sedemikian rupa untuk mencapai
tujuan yang bermakna.
-
Strategi ini ditetapkan
untuk mencapai tujuan umum. Penentuan strategi pada umumnya meliputi:
a.
tujuan belajar, jenis,
dan jenjangnya.
b.
cara penyajian bahan
pelajaran.
c.
media yang digunakan.
d.
biaya yang diperlukan.
e.
waktu yang diberikan
dan jadwalnya.
f.
prosedur kegiatan
belajar.
g.
instrumen dan prosedur
penilaian.
-
Pada sistem belajar
mandiri yang ideal, kegiatan belajar ini tidak dibatasi waktu, jadi lebih
ditekankan pada pendekatan penguasaan (mastery
concept). Penguasaan atas tujuan belajar dapat dibuktikan (dievaluasi)
dengan berbagai macam cara, yaitu dengan seft-test
(tes sendiri), tes baku yang dapat diambil kapan saja, tes baku pada saat
tertentu saja, tes kolokium, dan pembuatan portofolio.
D.
Strategi Pembelajaran Kooperatif
-
Pembelajaran
kooperatif merupakan pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang
untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses
pembelajaran. Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan thinking skill
dan social skill.
-
Tiga konsep sentral yang menjadi
karakteristik pembelajaran kooperatif yang dikemukakan Slavin (1995):
1.
Penghargaan kelompok
2.
Pertanggungjawaban individu
3.
Kesamaan kesempatan
-
Aspek-Aspek Pembelajaran Kooperatif.
1.
Tujuan: semua siswa ditempatkan dalam
kelompok-kelompok kecil dan diminta untuk (a) mempelajari materi tertentu dan
(b) saling memastikan semua anggota kelompok juga mmepelajari materi tersebut.
2.
Level kooperasi: kerja sama dapat diterapkan
dalam level kelas (siswa mempelajari materi yang ditugaskan) dan level sekolah
(siswa mengalami kemajuan secara akademik.
3.
Pola interaksi: setiap siswa saling mendorong
kesuksesan antarsatu sama lain. Siswa mempelajari materi pembelajaran bersama
siswa lain, saling menjelaskan, saling menyimak, dan saling mendorong untuk
bekerja keras, serta saling memberikan bantuan akademik jika ada yang
membutuhkan.
4.
Evaluasi: sistem evaluasi didasarkan pada
kriteria tertentu. Penekanannya biasanya terletak pada pembelajaran dan
kemajuan akademik setiap individu siswa – bisa pula difokuskan pada setiap
kelompok, semua siswa, ataupun sekolah.
E.
Komunikasi Pembelajaran
-
Komunikasi
Pembelajaran, merupakan penyampaian pesan dan pertukaran informasi dari guru
kepada siswa ataupun sebaliknya. Pesan yang disampaikan dapat berupa
pengetahuan, keahlian, ide, dan pengalaman. Komponen dalam komunikasi antara
lain: pesan, sumber pesan, saluran atau media, penerima pesan.
-
Pembelajaran adalah
komunikasi maka dapat diuraikan komponen dalam komunikasi pembelajaran. Pertama, pesan yang disampaikan adalah
isi pelajaran yang ada dalam kurikulum. Kedua,
sumber pesan adalah pengajar, pembelajar, penulis buku, dll. Ketiga, penerima pesan adalah pembelajar
(siswa), yang juga dapat berperan sebagai pemberi pesan kepada pengajar. Keempat, adalah saluran atau media
pembelajaran.
-
Komunikasi
yang efektif juga akan mendorong terbangunnya relasi yang baik antara pendidik
dan peserta didik yang akan membantu pencapaaian tujuan pendidikan.
a.
Komunikasi
interpersonal dalam pembelajaran
b.
Komunikasi
Kelompok dalam Pembelajaran
c.
Komunikasi
Publik dalam Pembelajaran
-
Faktor
yang
mempengaruhi efektivitas komunikasi pembelajaran, antara lain:
1. Kemampuan
komunikasi
2. Sikap
dan pandangan penyampai pesan kepada penerima pesan atau sebaliknya.
3. Tingkat
pengetahuan dan penguasaan materi penyampai pesan dan penerima pesan.
4. Latar
belakang sosial ekonomi dan budaya penyampai serta penerima pesan.
F.
Strategi Motivasi Peserta Didik
-
Motivasi belajar
merupakan kekuatan (power motivation), daya pendorong (driving force) atau alat
pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk
belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka
perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor.
-
Motivasi sendiri ada 2
:
1. Motivasi
Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri manusia itu sendiri tanpa
ada paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.
2. Motivasi
Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain
sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.
-
Strategi Memotivasi
Peserta Didik
Ada
beberapa strategi untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, yakni :
1. Menjelaskan
Tujuan Belajar pada Peserta Didik
2. Hadiah
3. Saingan/Kompetisi
4. Pujian
5. Hukuman
6. Membangkitkan
Dorongan Kepada Peserta Didik untuk Belajar
7. Membentuk
kebiasaan belajar yang baik.
8. Membantu
kesulitan belajar peserta didik baik secara individual maupun kelompok.
9. Menggunakan
metode yang bervariasi.
10. Menggunakan
media yang baik serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
11. Membangkitkan
minat siswa.
12. Ciptakan
suasana yang menyenangkan.
-
Fungsi motivasi :
1. Mendorong
manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan
energy.
2. Menentukan
arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
3. Menyeleksi
perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang
serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut.
No comments:
Post a Comment