Tuesday, March 14, 2017

Strategi Pembelajaran Interaktif

A.    Strategi Pembelajaran Interaktif
-          Pembelajaran interaktif merupakan pendekatan belajar yang merujuk pada pandangan konstruktivis.
-          Model pembelajaran interaktif merupakan proses yang memungkinkan para pembelajar aktif melibatkan diri dalam keseluruhan proses, baik secara mental maupun secara fisik.
-          Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran merupakan faktor penting, kegiatan aktif ini seharusnya tidaklah  hanya berupa keterlibatan secara fisik belaka, tetapi hal yang lebih utama adalah keterlibatan mental atau intelektual, khususnya keterlibatan intelektual-emosional.
-          Pola interaksi optimal antara guru dan siswa, antara siswa dan guru dan antara siswa dan siswa merupakan komunikasi multiarah yang sesuai dengan konsep siswa aktif. Sebagaimana yang dikehendaki para ahli dalam pendidikan modern, hal ini sulit terjadi pada pelaksananannya karena pada umumnya interaksi hanya terjadi antar siswa pandai dan guru. Agar siswa termotivasi dalam komunikasi multiarah, maka guru perlu memilih strategi pembelajaran yang menyenangkan.
-          Pembelajaran dapat dikatakan interaktif jika para siswa terlibat secara aktif dan positif baik mental maupun fisik dalam keseluruhan proses kegiatan pembelajaran. Suparman (1997) mengemukakan karakteristik pembelajaran interaktif yaitu :
a.       Terdapat variasi kegiatan baik klasikal, kelompok maupun perorangan.
b.      Keterlibatan mental (pikiran dan perasaan) siswa yang tinggi.
c.       Guru berperan sebagai fasilitator belajar, nara sumber (resource person), manajer kelas yang demokratis.
d.      Menerapkan pola komunikasi banyak arah.
e.       Suasana kelas yang fleksibel, demokratis dan menantang dab tetap terkendali oleh tujuan yang telah ditetapkan.
f.       Potensi dapat menghasilkan dampak pembelajaran (inntructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect).
g.      Dapat digunakan didalam dan atau diluar kelas/ruangan.

B.     Strategi Pembelajaran Empirik
-Pembelajaran empirik berorientasi pada kegiatan induktif, berpusat pada peserta didik, dan berbasis aktivitas.
- Refleksi pribadi tentang pengalaman dan formulasiperencanaan menuju penerapan pada konteks yang lain merupakan faktor kritisdalam pembelajaran empirik yang efektif.Kelebihan dari startegi ini antara lain:
(1) meningkatkan partisipasi peserta didik,
(2) meningkatkan sifat kritis peserta didik,
(3) meningkatkan analisis peserta didik, dapat menerapkan pembelajaran pada situasi yang lain. Sedangkan kekurangan dari strategi ini adalah penekanan hanya pada proses bukan pada hasil, keamanan siswa, biaya yang mahal, dan memerlukan waktu yang panjang.
-Instuksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan serta pengembangan teknik mengajar dan materi pembelajaran  untuk memenuhi kebutuhan tersebut.Sistem perencanaan pembelajaran pengembangan instruksional didasarkan pada perencanaan pembelajaran empiris dan sistem yang telah teruji.

C.    Strategi Pembelajaran Mandiri
-          Pembelajaran mandiri adalah suatu proses belajar yang mengajak siswa melakukan tindakan mandiri yang melibatkan terkadang satu orang, biasanya satu kelompok. Tindakan mandiri ini dirancang untuk menghubungkan pengetahuan akademik dengan kehidupan sehari-hari secara sedemikian rupa untuk mencapai tujuan yang bermakna.
-          Strategi ini ditetapkan untuk mencapai tujuan umum. Penentuan strategi pada umumnya meliputi:
a.       tujuan belajar, jenis, dan jenjangnya.
b.      cara penyajian bahan pelajaran.
c.       media yang digunakan.
d.      biaya yang diperlukan.
e.       waktu yang diberikan dan jadwalnya.
f.       prosedur kegiatan belajar.
g.      instrumen dan prosedur penilaian.
-          Pada sistem belajar mandiri yang ideal, kegiatan belajar ini tidak dibatasi waktu, jadi lebih ditekankan pada pendekatan penguasaan (mastery concept). Penguasaan atas tujuan belajar dapat dibuktikan (dievaluasi) dengan berbagai macam cara, yaitu dengan seft-test (tes sendiri), tes baku yang dapat diambil kapan saja, tes baku pada saat tertentu saja, tes kolokium, dan pembuatan portofolio.

D.    Strategi Pembelajaran Kooperatif
-          Pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran. Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan thinking skill dan social skill.
-          Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif yang dikemukakan Slavin (1995):
1.      Penghargaan kelompok
2.      Pertanggungjawaban individu
3.      Kesamaan kesempatan
-          Aspek-Aspek Pembelajaran Kooperatif.
1.      Tujuan: semua siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil dan diminta untuk (a) mempelajari materi tertentu dan (b) saling memastikan semua anggota kelompok juga mmepelajari materi tersebut.
2.      Level kooperasi: kerja sama dapat diterapkan dalam level kelas (siswa mempelajari materi yang ditugaskan) dan level sekolah (siswa mengalami kemajuan secara akademik.
3.      Pola interaksi: setiap siswa saling mendorong kesuksesan antarsatu sama lain. Siswa mempelajari materi pembelajaran bersama siswa lain, saling menjelaskan, saling menyimak, dan saling mendorong untuk bekerja keras, serta saling memberikan bantuan akademik jika ada yang membutuhkan.
4.      Evaluasi: sistem evaluasi didasarkan pada kriteria tertentu. Penekanannya biasanya terletak pada pembelajaran dan kemajuan akademik setiap individu siswa – bisa pula difokuskan pada setiap kelompok, semua siswa, ataupun sekolah.



E.     Komunikasi Pembelajaran
-          Komunikasi Pembelajaran, merupakan penyampaian pesan dan pertukaran informasi dari guru kepada siswa ataupun sebaliknya. Pesan yang disampaikan dapat berupa pengetahuan, keahlian, ide, dan pengalaman. Komponen dalam komunikasi antara lain: pesan, sumber pesan, saluran atau media, penerima pesan.
-          Pembelajaran adalah komunikasi maka dapat diuraikan komponen dalam komunikasi pembelajaran. Pertama, pesan yang disampaikan adalah isi pelajaran yang ada dalam kurikulum. Kedua, sumber pesan adalah pengajar, pembelajar, penulis buku, dll. Ketiga, penerima pesan adalah pembelajar (siswa), yang juga dapat berperan sebagai pemberi pesan kepada pengajar. Keempat, adalah saluran atau media pembelajaran.
-          Komunikasi yang efektif juga akan mendorong terbangunnya relasi yang baik antara pendidik dan peserta didik yang akan membantu pencapaaian tujuan pendidikan.
a.       Komunikasi interpersonal dalam pembelajaran
b.      Komunikasi Kelompok dalam Pembelajaran
c.       Komunikasi Publik dalam Pembelajaran
-          Faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi pembelajaran, antara lain:
1.      Kemampuan komunikasi
2.      Sikap dan pandangan penyampai pesan kepada penerima pesan atau sebaliknya.
3.      Tingkat pengetahuan dan penguasaan materi penyampai pesan dan penerima pesan.
4.      Latar belakang sosial ekonomi dan budaya penyampai serta penerima pesan.

F.     Strategi Motivasi Peserta Didik
-          Motivasi belajar merupakan kekuatan (power motivation), daya pendorong (driving force) atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor.
-          Motivasi sendiri ada 2 :
1.      Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri manusia itu sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.
2.      Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.
-          Strategi Memotivasi Peserta Didik
Ada beberapa strategi untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, yakni :
1.      Menjelaskan Tujuan Belajar pada Peserta Didik
2.      Hadiah
3.      Saingan/Kompetisi
4.      Pujian
5.      Hukuman
6.      Membangkitkan Dorongan Kepada Peserta Didik untuk Belajar
7.      Membentuk kebiasaan belajar yang baik.
8.      Membantu kesulitan belajar peserta didik baik secara individual maupun kelompok.
9.      Menggunakan metode yang bervariasi.
10.  Menggunakan media yang baik serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
11.  Membangkitkan minat siswa.
12.  Ciptakan suasana yang menyenangkan.
-          Fungsi motivasi :
1.      Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energy.
2.      Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

3.      Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. 

No comments:

Post a Comment