Tuesday, March 14, 2017

Pendidikan Multikultural dalam Lingkungan Sekolah

Pendidikan Multikultural dalam Lingkungan Sekolah
Sekolah memiliki peranan penting untuk pembentukan sikap, perilaku sosial, dan bersosialisasi dalam masyarakat sekolah. Pendidikan multicultural sangat berperan penting dalam lingkungan sekolah bebagai tujuan untuk hidup rukun damai dan tidak adanya pembedaan antar sesama dalam lingkungan sekolah, karena pada kodratnya semua manusia lahir dalam keadaan fitrah hanya perbedaaan tersebut tampak dari daerah suku rasa dan lainnya yang membuat identitas berbeda dalam hidup bersosial. Peranan ini sebagai implementasi pembentuk masyarakat yang multicultural salah satunya adalah system pendidikan sekolah, peran lembaga pendidikan sangat penting tekhusus pembelajaran yang di terapkan oleh guru dalam proses pembelajaran dan bersosial. Keberhasilan dalam multicultural akan terlihat dari cerminan perilaku siswa dalam kesehariannya di lingkungan sekolah ataupun bermasyarakat yang terbentuk dari kepribadian siswa oleh berbagai faktor sosialnya, faktor terpenting dalam proses sosialisasi adalah keinginan untuk melakukan sesuatu dengan baik, kepuasan untuk mencapai prestasi pribadi.

Bila mana kepribadian sudah terbentuk dari sikap yang di terapkan oleh siswa di lingkungan sekolah tentunya akan memberikan peranan yang besar pada kehidupan bermasyarakat kedepan. Lingkungan sekolah menjadi hal paling inti dalam pembentukan multicultural untuk bersikap, untuk menerapkan sikap multicultural di sekolah perilaku yang wajib di tujukan oleh guru dlam bersosial adalah tentang humaniora dan implementasi dari nilai-nilai kemanusiaan. Issue terbesar peran lembaga pendidikan dalam bersosial dan berbudaya ada;ah apakah guru mengerti akan multicultural dan bgaimana guru mengimplementasikan multicultural dalam keseharian bersosial di lingkungan sekolah ?.(Iis Arifudin,2007:2)
            Pendidikan multicultural merupakan respon penting karena memiliki pengaruh yang besar dalam menjaga keutuhan NKRI, terutama dalam mencetak polulasi di lembaga pendidikan yang mementingkan asas kemanusiaan, hak-hak dan memiliki kesempatan yang sama dalam hidup bersosial. (Iis Arifudin,2007:3) kesempatan siswa dalam mengimplementasikan multikultural terutama dalam bersosial sebagai bagian dalam populasi sangat besar di lingkungan sekolah, pendidikan yang di berikan oleh guru dalam berperan memberikan pembelajaran seperti sikap, perilaku, yang di tunjukkan dalam keseharian di lingkungan sekolah memiliki hal penting dalam perubahan sosial yang di lakukan oleh siswa. tanpa adanya wujud diskriminasi yang di tunjukkan guru karena perbedaan baik status sosial, suku, ras, budaya, agama sebagai wujud implementasi pembelajaran multicultural terhadap siswa. Pembelajaran multicultural dalam penerapannya oleh struktur sosial akan beperan besar lingkungan sosial siswa plural tanpa adanya pembedaan kelompok atau multickultur lainnya. (Iis Arifudin,2007:4) penerapan multi cultural di lakukan untuk memberikan kebebasan terhadap siswa yang meiliki ide-ide untuk di kembangkannnya, namun daripada ini tugas pokok seorang guru ikut serta dalam memonitoring dan memberikan evaluasi terhadap perilaku siswa dalam melakukan pengembangan ide. (Iis Arifudin,2007:5)
            Namun lingkungan sekolah tidak serta merta menyalahkan guru sebagai factor terbentuknya budaya sosial. Pada intinya keberhasilan seorang guru dalam menerapkan pendidikan multicultural sebagai upaya membentuk budaya sosial multicultural di tinjau dari efektifitas peserta didik untuk belajar dengan situasi yang mereka senangi, bukan malah mematikan personal lain sebagai akibat apa yang mereka lakukan. Sebagaimana proses penyampaian pembelajaran yang di lakukan oleh pendidik mampu melakukan dengan kesetaraan tanpa adanya diskriminasi dengan personal di lingkungan sekolah sebagai wujud penciptaan situasi yang bersih dari ancaman diskriminasi. (Iis Arifudin,2007:7)

            Sekolah memiliki kewajiban menjalankan pengajaran multikulturan yang memiliki sosio-kultural. Dengan penerapan nilai-nilai terdahulu di cetuskan oleh founding fahter dengan mengangkat humaniora dan sosial-budaya dalam hidup plural di lingkungan masyarakat secara demokratis. Keberhasilan sekolah bergantung pada besar kecilnya kesadaran diri siswa dalam lingkungan sekolah. (Laila Octaviani,2013:116)
1.      Bentuk pengembangan pendidikan multicultural di Indonesia.
            Peserta didik merupakan pusat sasaran pendidikan. Olehkarena itu, pendidik di harapkan mampu menguasai karakter dasar, latar belakang dan kepribadian peserta didik. Inti pendidikan multicultural adalah memunculkan sikap peduli peserta didik, memunculkan kesadaran diri pendidik akan realita banyaknya cultur budaya di Indonesia dan mengakui adanya kelompok minoritas untuk mendapatkan pengajuan dan tidak membedakan kelompok dengan mayoritas. Dari cakupan issue yang ada di atas, maka strategi pendidikan multicultural di sekolah harus mencakup : (1) toleransi, pendidikan tentang etno-kultural dan kesadaran akan adanya macam agama resmi di Indonesia yang keseluruhan agama mengajarkan kepada pluralitas adan hidup bersodial plural.(2) kesadaran untuk tidak bertindak diskriminasi, problem solving, dan langkah kedepan untuk tindak lanjut yang lebih baik. (3) memiliki dan mengakui hak asasi manusia(HAM), menunjukkan asas demokratis, plural dan kemanusiaan yang menyeluruh. (Anwar Efendi,2008:6)
Beberapa hal yang harus di terapkan di dalam lingkungan sebagai upaya memeiliki sikap plural yaitu pengajaran akan nilai-nilai perjuangan (kebangsaan) seperti tokoh yang harus di terapkan tauladannya terhadapsiswa supaya nilai kebangsaan berakar pada diri siswa, penanaman nilai-nilai kabngsaan seperti kebhinekaan, pancasila, undang-undang dasar 1945 tetaplah sebagai pembelajaran yang harus di terapkan di lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah juga di tuntut untuk memeiliki kualitas pembentukan karakter siswa sebagai implementasi pembelajaran kepemimpinan yang berasas kebangsaan. (Laila Octaviani,2013:117) Sekolah sebagai system sosial sangat berhubungan dengan prespektif sosial siswa dalam lingkungan dalam mengapresiasi gagasannya,  seperti halnya 1. Prepektif pasif. 2. Prespektif aktif 3. Prespektif radikal. Ketiga hal yang dipertimbangkan secara mendalam untuik membentuk budaya lingkungan multicultural di sekolah, ini bukan berarti pelimpahan kepada guru saja, namun harus dimiliki oleh seluruh elemen di lingkungan sekolah. (Anwar Efendi,2008:6)

Pendidikan multicultural di lingkungan sekolah harus di bentuk dalam sikap guru terhadap peserta didik, pembentukan dalam memunculkan budaya plural dalam lingkungan sekolah, bentuk keberhasilan penerapan multicultural terlihat dari sikap yang di tujnjukkan siswa dalam bertingkah laku, guru memeiliki peran besar di lingkungan sekolah. Penerapan sikap, pembelajaran yang di lakukan merupakan factor yang akan membentuk kepribadian siswa, ini membutuhkan keadaran diri guru atau seluruh elemen sekolah untuk berwawasan multicultural. Iis Arifudin,2007:6)

No comments:

Post a Comment