Sekolah
sebagai prinsip system sosial-budaya dalam pengembangan multicultural.
Sekolah memiliki peranan penting untuk pembentukan
sikap, perilaku sosial, dan bersosialisasi dalam masyarakat sekolah. Pendidikan
multicultural sangat berperan penting dalam lingkungan sekolah bebagai tujuan
untuk hidup rukun damai dan tidak adanya pembedaan antar sesama dalam
lingkungan sekolah, karena pada kodratnya semua manusia lahir dalam keadaan
fitrah hanya perbedaaan tersebut tampak dari daerah suku rasa dan lainnya yang
membuat identitas berbeda dalam hidup bersosial. Peranan ini sebagai implementasi
pembentuk masyarakat yang multicultural salah satunya adalah system pendidikan
sekolah, peran lembaga pendidikan sangat penting tekhusus pembelajaran yang di
terapkan oleh guru dalam proses pembelajaran dan bersosial. Keberhasilan dalam
multicultural akan terlihat dari cerminan perilaku siswa dalam kesehariannya di
lingkungan sekolah ataupun bermasyarakat yang terbentuk dari kepribadian siswa
oleh berbagai faktor sosialnya, faktor terpenting dalam proses sosialisasi
adalah keinginan untuk melakukan sesuatu dengan baik, kepuasan untuk mencapai
prestasi pribadi.
Bila
mana kepribadian sudah terbentuk dari sikap yang di terapkan oleh siswa di
lingkungan sekolah tentunya akan memberikan peranan yang besar pada kehidupan
bermasyarakat kedepan. Lingkungan sekolah menjadi hal paling inti dalam
pembentukan multicultural untuk bersikap, untuk menerapkan sikap multicultural
di sekolah perilaku yang wajib di tujukan oleh guru dlam bersosial adalah
tentang humaniora dan implementasi dari nilai-nilai kemanusiaan. Issue terbesar
peran lembaga pendidikan dalam bersosial dan berbudaya ada;ah apakah guru
mengerti akan multicultural dan bgaimana guru mengimplementasikan multicultural
dalam keseharian bersosial di lingkungan sekolah ?.[1]
Pendidikan multicultural merupakan
respon penting karena memiliki pengaruh yang besar dalam menjaga keutuhan NKRI,
terutama dalam mencetak polulasi di lembaga pendidikan yang mementingkan asas
kemanusiaan, hak-hak dan memiliki kesempatan yang sama dalam hidup bersosial.[2]
kesempatan siswa dalam mengimplementasikan multikultural terutama dalam
bersosial sebagai bagian dalam populasi sangat besar di lingkungan sekolah,
pendidikan yang di berikan oleh guru dalam berperan memberikan pembelajaran
seperti sikap, perilaku, yang di tunjukkan dalam keseharian di lingkungan
sekolah memiliki hal penting dalam perubahan sosial yang di lakukan oleh siswa.
tanpa adanya wujud diskriminasi yang di tunjukkan guru karena perbedaan baik
status sosial, suku, ras, budaya, agama sebagai wujud implementasi pembelajaran
multicultural terhadap siswa. Pembelajaran multicultural dalam penerapannya
oleh struktur sosial akan beperan besar lingkungan sosial siswa plural tanpa
adanya pembedaan kelompok atau multickultur lainnya.[3]penerapan
multi cultural di lakukan untuk memberikan kebebasan terhadap siswa yang
meiliki ide-ide untuk di kembangkannnya, namun daripada ini tugas pokok seorang
guru ikut serta dalam memonitoring dan memberikan evaluasi terhadap perilaku
siswa dalam melakukan pengembangan ide.[4]
Namun lingkungan sekolah tidak serta
merta menyalahkan guru sebagai factor terbentuknya budaya sosial. Pada intinya
keberhasilan seorang guru dalam menerapkan pendidikan multicultural sebagai
upaya membentuk budaya sosial multicultural di tinjau dari efektifitas peserta
didik untuk belajar dengan situasi yang mereka senangi, bukan malah mematikan
personal lain sebagai akibat apa yang mereka lakukan. Sebagaimana proses
penyampaian pembelajaran yang di lakukan oleh pendidik mampu melakukan dengan
kesetaraan tanpa adanya diskriminasi dengan personal di lingkungan sekolah
sebagai wujud penciptaan situasi yang bersih dari ancaman diskriminasi.[5]
Sekolah memiliki kewajiban
menjalankan pengajaran multikulturan yang memiliki sosio-kultural. Dengan
penerapan nilai-nilai terdahulu di cetuskan oleh founding fahter dengan mengangkat humaniora dan sosial-budaya dalam
hidup plural di lingkungan masyarakat secara demokratis. Keberhasilan sekolah
bergantung pada besar kecilnya kesadaran diri siswa dalam lingkungan sekolah.[6]
Bentuk
pengembangan pendidikan multicultural di Indonesia.
Peserta didik merupakan pusat
sasaran pendidikan. Olehkarena itu, pendidik di harapkan mampu menguasai
karakter dasar, latar belakang dan kepribadian peserta didik. Inti pendidikan
No comments:
Post a Comment