Matakuliah
Sosiologi Pendidikan
dosen
pengampu Drs. Subiyantoro
Oleh:
M.
Latif Basafi
13490008
Manajemen
pendidikan islam
Universitas
Islam Negri Sunan Kalijaga Jogjakarta
Periode
Akademik 2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sosiologi pendidikan merupakan suatu ilmu yang
membicarakan bagaimana proses interaksi sosial yang dilakukan oleh seorang
individu untuk mempengaruhi individu lain untuk mencari pengalaman baru serta
mengorganisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat.
Saat ini perubahan sosial yang cepat telah terjadi dalam
masyarakat, perubahan tersebut terjadi di berbagi bidang kehidupan, dan
merupakan masalah bagi semua institusi sosial, seperti: industri, agama,
perekonomian, keluarga, perkumpulan-perkumpulan dan pendidikan. Masalah sosial
dalam masyarakat itu juga dirasakan oleh dunia pendidikan. Masalah pendidikan
dalam keluarga, pendidikan disekolah, dan pendidikan dalam masyarakat merupakan
refleksi masalah-masalah sosial dalam masyarakat.
Gejala-gejala seperti penderitaan rakyat, kegelisahan
sosial, dan desintegrasi sosial (konflik) antar ras konflik politik, konflik
antar golongan agama dan sebagainya merupakan gejala umum yang terdapat dalam
berbagai masyarakat. Krisis yang kita alami sekarang adalah krisis dalam
hubungan antar manusia, tata sosial, dan krisis dalam hal kepercayaan.
B. Rumusan
Masalah
1. Apakah pengertian sosiologi dan sosiologi pendidikan?
2. hal apa yang melatar belakangi lahirnya sosiologi pendidikan?
3. Seperti apakah ruang lingkup kajian sosiologi pendidikan?
4. Apa tujuan sosiologi pendidikan?
5. Bagaimana fungsi dan peranan sosiologi pendidikan?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas matakuliah
sosiologi pendidikan sebagaimana kita ketahui pentingnya sosiologi di dalam
dunia pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP DASAR SOSIOLOGI PENDIDIKAN
A. Pengertian
Sosiologi dan Sosiologi Pendidikan
a. Pengertian
Sosiologi
Sosiologi merupakan suatu ilmu pengetahuan yang membahas
tentang cara berteman atau bersahabat yang baik atau cara bergaul yang baik
dengan masyarakat.
Mayor Polak mendefinisikan Sosiologi adalah “ilmu
pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan, yakni hubungan
antara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan
kelompok, baik formal maupun material, baik statis maupun dinamis”.[1]
Jadi, sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang
membahas tentang hubungan manusia dengan lingkungan masyarakat.
b. Pengertian Sosiologi
Pendidikan
Sosiologi pendidikan merupahan suatu ilmu yang
membicarakan bagaimana proses interaksi sosial yang dilakukan oleh seorang
individu untuk mempengaruhi individu lain untuk mencari pengalaman baru serta
mengorganisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat.
F. G. Robbins dan Brown mendefinisikan sosiologi
pendidikan adalah “ilmu yang membicarakan dan menjelaskan
hubungan-hubungan sosial yang mempengaruhi individu untuk mendapatkan
serta mengorganisasi pengalamannya”.[2]
Jadi, sosiologi pendidikan adalah suatu cabang ilmu
pengetahuan yang membahas proses interaksi sosial anak-anak mulai dari
keluarga, masa sekolah sampai dewasa serta dengan kondisi-kondisi sosio
kulturil yang terdapat di dalam masyarakat dan negaranya.
B. Latar
Belakang Lahirnya Sosiologi Pendidikan
Sosiologi pendidikan berkembang diawal abad ke-20 dan
mengalami hambatan dalam perkembangannya, kenyataan menunjukkan bahwa
masyarakat mengalami perubahan sosial yang sangat cepat, maju dan
memperlihatkan gejala desintegratif.
Perubahan sosial yang cepat itu meliputi berbagi bidang
kehidupan, dan merupakan masalah bagi semua institusi sosial, seperti:
industri, agama, perekonomian, keluarga, perkumpulan-perkumpulan dan
pendidikan. Masalah sosial dalam masyarakat itu juga dirasakan oleh dunia
pendidikan. Masalah pendidikan dalam keluarga, pendidikan disekolah, dan
pendidikan dalam masyarakat merupakan refleksi masalah-masalah sosial dalam
masyarakat.
Gejala-gejala seperti penderitaan rakyat, kegelisahan
sosial, dan desintegrasi sosial (konflik) antar ras konflik politik, konflik
antar golongan agama dan sebagainya merupakan gejala umum yang terdapat dalam
berbagai masyarakat. Krisis yang kita alami sekarang adalah krisis dalam
hubungan antar manusia, tata sosial, dan krisis dalam hal kepercayaan.
Masyarakat pada hakikatnya merupakan sistem hubungan
antara satu dengan yang lain. Tiap masyarakat mengalami perubahan dan
kontinuitas (kelangsungan), integrasi dan desintegrasi, kerjasama dan konflik.
Dasar ikatan masyarakat ialah adanya kepentingan dan nilai-nilai umum yang
diterima oleh anggota-anggotanya. Program yang berlawanan dari
kelompok-kelompok masyarakat menyebabkan berkurangnya kesetian terhadap
nilai-nilai umum itu. Jika hal itu terjadi masyarakat jelas akan mengalami disentegrasi.
R. Linton mendefinisikan nilai-nilai dalam masyarakat
dapat digolongkan menjadi dua yaitu: “nilai-nilai inti (universal), nilai-nilai
periphery (alternatives)”.[3]
Universal sifatnya kuat, integrated, stabil dan diterima
oleh sebagian besar anggota masyarakat, bahkan menjadi dasar daripada tata
sosial masyarakat. Sedangkan alternatifes sifatnya tidak stabil, kurang
integrated dan hanya diterima oleh sebagian anggota masyarakat. Apabila
masyarakat berubah cepat, maka alternatife tumbuh banyak, hal itu dapat
mengaburkan universal, isi nilai-nilai inti menjadi berkurang. Akibatnya
kebudayaan menjadi kehilangan pola dan kesatuannya.
Hilangnya nilai-nilai inti berarti disentegrasi sosial sumber daripadanya ialah
perubahan sosial yang cepat terutama dalam bentuk urbanisasi. Hubungan yang
mula-mula didasari dengan ikhlas berubah menjadi hubungan pamrih. Pergeseran
itulah yang merupakan sumber berbagai masalah sosial. Institusi pendidikan
tidak mampu mengejar perubahan sosial yang cepat itu, yang disebabkan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, yang menimbulkan berbagai kultural. Oleh
karena itu, ahli-ahli sosiologi kemudian menyambungkan
pemikiran-pemikiran untuk turut memecahkan masalah pendidikan itu. Maka
lahirnya suatu disiplin baru yang disebut sosiologi pendidikan.
C. Mengorganisasikan
Ruang Lingkup Kajian Sosiologi Pendidikan
Sosiologi pendidikan sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang interaksi antara individu-individu dengan kelompok,
kelompok dengan kelompok. Secara khusus sosiologi pendidikan itu membicarakan,
melukiskan dan menerangkan institusi-institusi, kelompok-kelompok, sosial dan
proses kelompok sosial, hubungan sosial dimana didalam dan dengannya manusia
memperoleh dan mengorganisir pengalaman-pengalamannya. Jadi sosiologi
pendidikan tidak hanya terbatas pada studi sekolah saja tetapi lebih luas lagi
ialah mencakup institusi-institusi sosial dengan batasan sepanjang
pengaruh daripada totalitas miliekulural terhadap perkembangan kepribadian
anak.
Wilayah kajian sosiologi pendidikan memang sangat luas,
namun kajiannya tidak terlepas dari berbagai persoalan masyarakat dan yang
memungkinkan institusi pendidikan merekam berbagai persoalan dalam masyarakat
tersebut. Pendidikan yang dilembagakan seperti persekolahan, dituntut untuk
dapat merekam segala fenomena yang terjadi di masyarakat, selanjutnya sekolah
memberikan penjelasan kepada peserta didik terhadap ontologis dari suatu
peristiwa. Dengan adanya peristiwa tersebut diharapkan peserta didik dapat
menentukan arah dan sikap yang tepat dalam merespon positif atau negatifnya
sebuah peristiwa.
Mengingat banyaknya masalah yang dihadapi dunia
pendidikan saat ini, mengharuskan masyarakat dituntut untuk turut serta aktif
bahkan proaktif dan bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan
persekolahan. Walaupun sangat dirasakan bahwa tuntutan masyarakat selalu lebih
besar daripada peranan masyarakat itu sendir, padahal kepedulian masyarakat
akan menentukan meningkatnya pendidikan.
Menurut teori hirarki kebutuhan Maslow yang dikutip oleh
Armstrong (1994) berlaku universal pada manusia hampir disepakati oleh ilmuan,
yang inti dari teori tersebut mengatakan bahwa manusia membutuhkan
pemenuhan-pemenuhan sebagai berikut:
a)Fisiologis:
kebutuhan makan, minum dan hal-hal yang penting untuk kehidupan, b) keselamatan
atau keamanan: kebutuhan perlindungan dari bahaya dan kehilangan kebutuhan
fisiologis, c) sosial: kebutuhan cinta, kasih sayang dan diterima sebagai
anggota kelompok sosial, d) penghargaan: kebutuhan memiliki harga diri yang stabil
dan tinggi serta kebutuhan untuk dihormati orang lain, e) pemenuhan diri:
kebutuhan untuk mengembangkan potensi dan kecakapan, untuk menjadi orang yang
dipercaya orang lain.
Wilayah kajian sosiologi pendidikan yang cukup luas
dengan segala aspek kehidupan masyarakat dengan segala atributnya, menjadikan
sosiologi pendidikan sebuah disiplin ilmu yang penting diberiakan dilembaga
pendidikan tenaga kependidikan islam (LPTKI). Sebab kajian mengenai masyarakat
tidak akan putus-putusnya, terutama berkaitan dengan norma dan nilai yang
dianut, baik itu norma dan nilai yang berdasarkan budaya, terutama yang
berdasarkan agama.
D. Tujuan
Sosiologi Pendidikan
Tujuan sosiologi pendidikan pada dasarnya adalah untuk
mempercapat dan meningkatkan pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Karena itu, sosiologi pendidikan tidak akan keluar dari upaya-upaya agar
pencapai tujuan dan fungsi pendidikan tercapai menurut pendidikan itu sendiri.[4]
Adapun tujuan sosiologi pendidikan di Indonesia adalah:
1. Berusaha memahami
peranan sosiologi daripada kegiatan sekolah terhadap masyarakat, terutama
apabila sekolah ditinjau dari segi kegiatan intelektual.
2. Untuk memahami
seberapa jauhkah guru dapat membina kegiatan sosial anak didiknya untuk mengembangkan
kepribadian anak.
3. Untuk mengetahui
pembinaan ideologi pancasila dan kebudayaan nasional Indonesia di lingkungan
pendidikan dan pengajaran.
4. Untuk mengadakan
integrasi kurikulum pendidikan dengan masyarakat sekitarnya agar pendidikan
mempunyai kegunaan praktis didalam masyarakat, dan seluruh negara.
5. Untuk menyelidiki
faktor-faktor kekuatan masyarakat, yang bisa menstimulir pertumbuhan dan
perkembangan kepribadian anak.
6. Memberi sumbangan
yang positif terhadap penggunaan prinsip-prinsip sosiologi untuk mengadakan
sosiologi sikap dan kepribadian anak didik.[5]
Selain itu ditemukan beberapa konep tentang tujuan
sosiologi pendidikan, yaitu sebagai berikut:
a. Menganalisis
proses sosialisasi anak. Baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
b. Menganalisis
perkembangan dan kemajuan sosial.
c. Menganalisis
status pendidikan dalam masyarakat.
d. Menganalisis
partisipasi orang-orang terdidik atau berpendidikan dalam kegiatan sosial.
e. Membantu menentukan
tujuan pendidikan.
f. Sosiologi
pendidikan bertujuan utama memberikan kepada guru-guru (termasuk pada peneliti
dan siapapun yang tertarik dalam bidang pendidikan) latihan-latihan yang
efektif dalam bidang sosiologi dapat memberikan sumbangannya secara cepat dan
tepat kepada masalah pendidikan.[6]
dengan demikian, sosiologi pendidikan bermanfaat besar
bagi para pendidik, selain berharga untuk menganalisis pendidikan, juga
bermanfaat untuk memahami hubungan antar manusia disekolah serta masyarakat.
E. Fungsi
dan Peran Sosiologi Pendidikan
Sebagaimana ilmu pengetahuan pada umumnya, sosiologi
pendidikan dituntut melakukan tiga fungsi pokok, yaitu:
1. Fungsi eksplanasis,
yaitu dalam menjelaskan atau memberikan pemahaman tentang fenomena yang
termasuk kedalam ruang lingkup pembahasannya.
2. Fungsi prediksi,
yaitu meramalkan kondisi dan permasalahan pendidikan yang diperkirakan akan
muncul pada masa yang akan datang.
3. Fungsi utilisasi,
yaitu menangani permasalahan-permasalahan yang dialami dalam kehidupan
masyarakat seperti masalah lapangan kerja dan pengangguran, konflik sosial,
kerusakan lingkungan, dan lain-lain yang memerlukan dukungan pendidikan, dan
masalah penyelenggaraan pendidikan sendiri.[7]
Jadi, secara umum sosiologi pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan fungsi-fungsinya selaku ilmu pengetahuan (pemahaman eksplanasi,
prediksi, dan utilisasi) melalui pengkajian tentang keterkaitan
fenomena-fenomena sosial dan pendidikan, dalam rangka mencari model-model
pendidikan yang lebih fungsional dalam kehidupan masyarakat. Secara khusus,
sosiologi pendidikan berusaha untuk menghimpun data dan informasi tentang
interaksi sosial di antara orang-orang yang terlibat dalam institusi pendidikan
dan dampaknya bagi peserta didik, tentang hubungan antara lembaga pendidikan
dan komunitas sekitarnya, dan tentang hubungan antara pendidikan dengan
prantara kehidupan lain.
Salah satu fungsi sosiologi pendidikan di Indonesia
adalah memantapkan pancasila sebagai universal yang menjadi dasar integrasi
nasional.
BAB III
PENUTUP
1. Simpulan
Sosiologi pendidikan merupakan suatu ilmu yang membahas
persoalan-persoalan didunia pendidikan dengan menggunakan pendekatan
sosiologis.
Latar belakang lahirnya sosiologi pendidikan berawal dari
perubahan sosial yang cepat di masyarakat. Dengan perubahan tersebut, muncullah
cultural lag. Yang mana hal tersebut menjadi sumber dari permasalahn sosial
yang dialami oleh lembaga pendidikan, dan lembaga pendidikan tidak mampu
mengatasinya. Kemudian para ahli sosiologipun memberikan sumbangan pemikirannya
dan lahirlah sosiologi pendidikan.
Lingkup kajian sosiologi pendidikan (S. Nasution, 1983)
mencakup hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat,
hubungan antar manusia dalam sekolah, pengaruh sekolah terhadap kelakuan dan
kepribadian semua pihak disekolah (guru dan siswa) serta sekolah dalam
masyarakat.
sosiologi pendidikan bermanfaat besar bagi para pendidik,
selain berharga untuk menganalisis pendidikan, juga bermanfaat untuk memahami
hubungan antar manusia disekolah serta masyarakat.
Salah satu fungsi sosiologi pendidikan di Indonesia
adalah memantapkan pancasila sebagai universal yang menjadi dasar integrasi
nasional.
2. Saran
Saran
penulis agar pembaca lebih mengembangkan kedalam refrensilain untuk rujukan
yang lebih melebar, wawasan akan di dapatkan ketika kita membaca, saran untuk
kritis dan berfikir mendalam selalu penulis harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ary H. Gunawan. Sosiologi Pendidikan. 2010. Rineka Cipta. Jakarta.
Muhyi Batubara. Sosiologi Pendidikan. 2004. PT. Ciputat Press. Jakarta.
Abu Ahmadi. Sosiologi Pendidikan. 2004. Rineka Cipta. Jakarta
No comments:
Post a Comment