A. Strategi dan
Model Pembelajaran Interaktif
Strategi yang
pada titik mulanya merupakan taktik dalam dunia militer yang pada tujuan
awalnya adalah untuk memenangkan peperangan. Namun, seiring bejalannya waktu
strategi digunakan dalam dunia pendidikan yang digunakan untuk meningkatkan
belajar siswa. Strategi pembelajaran yang berbeda dengan desain instruksional
karena strategi pembelajaran berkenaan dengan kemungkinan variasi pola dalam
arti macam dan urutan umum perbuatan belajar-mengajar yang secara prinsip
berbeda antara yang satu dengan yang lain, sedangkan desain instruksional
menunjuk kepada cara-cara merencanakan sesuatu sistem lingkungan belajar
Jika merujuk
pada Pembelajaran Interaktif maka strategi yang digunakan adalah guru/dosen
harus mampu lebih cakap dalam mengembangkan dinamika pembagian kelompok. Karena
model pembelajaran interaktif adalah model
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dan pasif, artinya posisi siswa
dalam pembelajaran sebagai subyek dan obyek pendidikan. Pada posisi ini,
siswa/mahasiswa mengajukan pertanyaan mengenai bahan atau materi pelajaran yang
akan diterima, sekaligus juga
menjawab sejumlah pengetahuan, fakta-fakta tertentu yang sudah diajarkan
kepadanya, sekaligus menghadapkan kepada siswa sejumlah persoalan untuk
dipecahkan secara bersama-sama agar memperoleh kesamaan yang utuh. Pada kegiatan induktif, yang
berpusat pada peserta didik, dan berbasis aktivitas. Refleksi pribadi tentang
pengalaman dan formulasi perencanaan menuju penerapan pada konteks yang lain
merupakan faktor kritis dalam pembelajaran empirik yang efektif.
Usman.M.Uzer (1990), “mengatakan
bahwa pola interaksi optimal antara guru dan siswa, antara siswa dan guru dan
antara siswa dan siswa merupakan komunikasi multiarah yang sesuai dengan konsep
siswa aktif. Sebagaimana yang dikehendaki para ahli dalam pendidikan modern,
hal ini sulit terjadi pada pelaksananannya karena pada umumnya interaksi hanya
terjadi antar siswa pandai dan guru. Agar siswa termotivasi dalam komunikasi multiarah,
maka guru perlu memilih strategi pembelajaran yang menyenangkan.”
Sebagaimana pendapat Murray (1984)
yang menyatakan :“Hal-hal yang bersifat menyenangkan dapat menggali dan
mengembangkan motivasi siswa. Motivasi siswa dipengaruhi taraf kelsulitan materi.
Ini berarti motivasi dapat berkurang apabila materi pembelajaran mempunyai
taraf kesulitan yang tinggi atau sebaliknya. Tetapi dapat juga taraf kesulitan
justru tergantung pada motivasi siswa.”
Hal tersebut didukung oleh
Sagimun dan Bimo Walgito (1983) yang menyatakan bahwa : “Untuk membangkitkan
emosi intelektual, siswa diberi semacam permainan-permainan atau teka-teki atau
cerita-cerita yang berkaitan dengan materi yang hndak diajarkan”.
Murray dan Bimo Wlgito (1983)
menyatakan bahwa : “Siswa usia anak-anak senang belajar hal-hal yang nyata, dan
yang menyenangkan.Guru dalam proses belajar mengajar yang interaktif dapat
mengembangkan teknik bertanya efektif atau melakuakan dialog kreatif dengan
mengajukan pertanyaan kepada siswa. Sifat pertanyaan dapat mengungkapkan
sesuatu sehingga melalui pertanyaan yang diajukan, siswa dikembangkan
kemampuannya kearah berfikir kreatif dalam menghadapi sesuatu.”
Beberapa komponen yang harus
dikuasai oleh guru dalam menyampaikan pertanyaan yaitu :
a.
Pertanyaan harus mudah dimengerti
oleh siswa.
b.
Memberi acuan.
c.
Pemusatan perhatian
d.
Pemindahan giliran dan penyebaran.
e.
Pemberian waktu berpikir kepada
siswa serta pemberian tuntutan.
Sedangkan jenis pertanyaan untuk
mengembangkan model dialog kreatif ada enam jenis yaitu : pertanyaan mengingat,
mendeskripsikan, menjelaskan, sintesis, menilai dan pertanyaan terbuka. Untuk
meningkatkan interaksi dalam proses belajar mengajar, guru hendaknya mengajukan
pertanyaan dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan jawaban
dan menjadi dinding pemantul atas jawaban siswa.
Sementara itu Ahmadi (1984;35)
mengemukakan bahwa : “Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam suatu
usaha, dalam hal ini hasil belajar berupa perwujudan prestasi belajar siswa
yang dapat dilihat pada nilai setiap mengikuti tes hasil belajar.”
Pembelajaran dapat dikatakan
interaktif jika para siswa terlibat secara aktif dan positif baik mental maupun
fisik dalam keseluruhan proses kegiatan pembelajaran. Suparman (1997)
mengemukakan karakteristik pembelajaran interaktif yaitu :
a. Terdapat
variasi kegiatan baik klasikal, kelompok maupun perorangan.
b.
Keterlibatan mental (pikiran dan
perasaan) siswa yang tinggi.
c.
Guru berperan sebagai fasilitator
belajar, nara sumber (resource person), manajer kelas yang demokratis.
d.
Menerapkan pola komunikasi banyak
arah.
e.
Suasana kelas yang fleksibel,
demokratis dan menantang dab tetap terkendali oleh tujuan yang telah
ditetapkan.
f.
Potensi dapat menghasilkan dampak
pembelajaran (inntructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect).
g. Dapat
digunakan didalam dan atau diluar kelas/ruangan.
Dengan melihat data diatas maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa karakteristik model pembelajaran interaktif
adalah :
ü Guru
bertanya pada siswa untuk mencari dan menulis atau mengajukan pertanyaan
seputar materi yang akan dibahas.
ü Pola
interaksi optimal antara guru dan siswa, antara siswa dan guru dan antara siswa
dan siswa. (Usman.M.Uzer (1990))
ü Anak akan
Menemukan jawaban pertanyaan mereka sendiri. (Faire & Cosgrove dalam
Harlen, 1992)[1].
No comments:
Post a Comment